
Bursa Kripto BitMEX Mengaku Bersalah atas Pelanggaran Pencucian Uang
Bursa kripto dan platform perdagangan derivatif BitMEX telah mengaku bersalah melanggar Bank Secrecy Act Amerika Serikat dengan beroperasi tanpa menerapkan program Anti Pencucian Uang (AML) yang memadai.
Menurut Jaksa AS, BitMEX melanggar persyaratan AML karena tidak menerapkan program AML dengan standar Know Your Customer (KYC) dan hanya meminta pengguna untuk memberikan alamat email.
“Pendiri dan karyawan lama BitMEX mengakui di pengadilan federal pada tahun 2022 bahwa perusahaan tersebut, salah satu platform derivatif kripto terkemuka di dunia dari tahun 2015 hingga 2020, beroperasi di Amerika Serikat tanpa program anti pencucian uang yang memadai, sebagaimana diharuskan oleh hukum federal,” kata Jaksa AS, Damian Williams. “Akibatnya, BitMEX membuka dirinya sebagai sarana pencucian uang skala besar dan skema penghindaran sanksi, sehingga menimbulkan ancaman serius terhadap integritas sistem keuangan.”
William menambahkan bahwa pengakuan bersalah oleh BitMEX pada hari Rabu (10/07) menunjukkan perlunya perusahaan kripto untuk mematuhi hukum AS jika mereka memanfaatkan pasar AS.
BitMEX, atau HDR Global Trading Limited, didirikan di Republik Seychelles pada November 2014. Jaksa AS menuduh bahwa sejak awal berdirinya hingga setidaknya September 2020, bursa ini secara sadar menawarkan layanan kepada ribuan pelanggan yang berbasis di AS. Hal ini terjadi bahkan setelah perusahaan tersebut mengklaim telah keluar dari pasar AS pada September 2015 untuk menghindari kepatuhan terhadap hukum AS.
Lebih lanjut, tuduhan tersebut menuduh para eksekutif BitMEX mengambil langkah-langkah yang disengaja yang dimaksudkan untuk membebaskan diri dari peraturan AS seperti AML dan KYC, meskipun mengetahui persyaratan hukum di negara tersebut.
BitMEX belum dijatuhi hukuman. Kasus ini berada di bawah yurisdiksi Hakim Distrik AS John G. Koeltl di Distrik Selatan New York (SDNY).
Pimpinan BitMEX Dihukum Masa Percobaan dan Denda $10 Juta
BitMEX telah menghadapi masalah hukum yang signifikan di AS sejak tahun 2022. Pada akhir 2022, jaksa menuntut hukuman percobaan 12 bulan bagi Greg Dwyer, mantan kepala pengembangan bisnis, karena melanggar Bank Secrecy Act AS.
Awal tahun itu, Arthur Hayes, pendiri BitMEX, dijatuhi hukuman enam bulan tahanan rumah setelah mengaku bersalah. Pendiri lainnya, Ben Delo, dijatuhi hukuman percobaan selama 30 bulan.
Sebagai bagian dari kesepakatan pembelaan, setiap pendiri diharuskan membayar denda pidana sebesar $10 juta. Jumlah tersebut merupakan keuntungan finansial yang diperoleh dari pelanggaran mereka.