Delisting Aster Mengungkap Krisis Integritas yang Kian Parah di Ekosistem DeFi
Persaingan antar bursa derivatif terdesentralisasi (DEX) kini memasuki babak baru setelah DefiLlama, salah satu agregator data terbesar di industri kripto, menghapus (delist) Aster dari platformnya karena adanya kekhawatiran terkait integritas data.
Aster, DEX derivatif yang didukung oleh YZi Labs (sebelumnya dikenal sebagai Binance Labs), sempat mencuri perhatian setelah volume perdagangannya melonjak tajam, bahkan berhasil menyalip Hyperliquid, yang selama ini dianggap sebagai salah satu bintang baru di dunia kripto.
Namun pada Minggu lalu, pendiri DefiLlama, 0xngmi, menulis di X (Twitter) bahwa volume perdagangan Aster tampak meniru pasar perpetual Binance, sehingga platform tersebut akhirnya dihapus dari daftar.
Langkah delisting ini pun memicu perdebatan luas tentang peran dan kekuasaan penyedia data dalam dunia DeFi. Pendukung Aster menuduh DefiLlama bersikap terlalu tersentralisasi, sementara pihak lain mempertanyakan apakah lonjakan volume Aster benar-benar asli atau hasil manipulasi.
Lonjakan Aster Picu Kembali Perdebatan Soal Volume Palsu
Menurut data dari CoinMarketCap (yang dimiliki Binance), Aster memimpin semua DEX dengan volume perdagangan 24 jam mencapai $41,78 miliar pada Senin, sementara Hyperliquid mencatat lebih dari $9 miliar.
Namun, hingga kini Aster belum memberikan tanggapan resmi terkait isu tersebut.
“Praktik wash trading dan inflasi volume saat ini diperkirakan memengaruhi sekitar 25% bursa kripto di dunia,” ungkap Greg Magadini, Direktur Derivatif di Amberdata, kepada Cointelegraph.
Magadini menjelaskan bahwa inflasi volume biasanya terbagi dalam dua kategori:
-
Trader yang meningkatkan aktivitas secara artifisial demi mengumpulkan poin atau memenuhi syarat airdrop, dan
-
Bursa yang membesar-besarkan aktivitas pengguna untuk menarik volume perdagangan asli.
Seorang pengguna X bernama Dethective menemukan bahwa lima dompet teratas di Aster menghasilkan volume $85 miliar dalam 30 hari terakhir, kemungkinan besar untuk mengejar airdrop. Namun, tidak semua dompet tersebut mencurigakan. Dalam analisis tanggal 30 September, Dethective menilai bahwa sebagian trader memang menunjukkan aktivitas perdagangan nyata, meskipun setidaknya dua di antaranya diduga melakukan perilaku Sybil untuk farming poin airdrop.
Volume perdagangan bisa “digelembungkan” dengan bot berfrekuensi tinggi yang membuka dan menutup posisi dalam hitungan detik. Sebaliknya, open interest (OI) menggambarkan posisi terbuka yang membutuhkan jaminan (collateral) dan pendanaan berkelanjutan, sehingga lebih sulit dimanipulasi.
Ironi: Pendukung Aster Kini Andalkan Dune
DefiLlama merupakan salah satu platform data DeFi paling populer yang melacak ribuan protokol di berbagai blockchain besar. Maka, keputusan untuk menghapus Aster telah menciptakan kekosongan bagi pengguna yang mencari data akurat tentang DEX derivatif yang tengah naik daun tersebut.
Beberapa pengguna menilai keputusan DefiLlama itu bersifat sentralistik, dan menyarankan untuk beralih ke Dune Analytics sebagai alternatif. Dune memungkinkan pengguna membangun dashboard data kustom sendiri.
Namun, ironisnya, beberapa dashboard Dune yang digunakan untuk mengkritik DefiLlama sebenarnya masih bergantung pada data milik DefiLlama sendiri.