DOJ AS Minta Binance Bayar Rp62 Triliun untuk Selesaikan Kasusnya, BNB Naik
Departemen Kehakiman (DOJ) Amerika Serikat telah menetapkan nominal yang harus dibayar oleh Binance untuk menyelesaikan kasusnya, dan itu bukanlah jumlah yang kecil. Namun demikian, berita tersebut dipandang positif oleh investor BNB, menyebabk token tersebut mengalami kenaikan.
DOJ Minta Binance Membayar Rp62 Triliun
Menurut laporan Bloomberg, DOJ AS meminta pembayaran sebesar US$4 miliar (Rp62 Triliun) dari Binance Holdings, sebagai penyelesaian penyelidikan mereka yang telah berlangsung sejak tahun 2022.
Dalam negosiasi antar kedua belah pihak, DOJ dilaporkan menyebutkan bahwa CEO Binance Changpeng 'CZ' Zhao, bisa menghadapi tuntutan pidana di AS atas dugaan pencucian uang, penipuan bank, dan pelanggaran sanksi ekonomi.
Mengenai usulan pembayaran senilai US$4 miliar, DOJ mengatakan bahwa jika Binance menyetujuinya maka pertukaran kripto itu akan diizinkan beroperasi di AS, dengan catatan mematuhi aturan yang berlaku.
Dan jika Binance benar-benar mebayar sebanyak itu, maka nomilal tersebut akan tercatat sebagai salah satu biaya hukum terbesar dalam sejarah kripto.
Harga BNB Naik
Merespon berita tersebut, token milik Binance, BNB melonjak 6% dari harga US$244 menjadi US$262 dalam 30 menit setelah laporan Bloomberg terbit.
BNB kemudian turun menjadi $252 sekitar empat jam kemudian tetapi mengalami lonjakan kedua hingga menyentuh $266, yang merupakan harga tertinggi sejak 7 Juni, dua hari setelah Komisi Sekuritas dan Bursa SEC (AS) menggugat Binance dan CEO Changpeng “CZ” Zhao, dengan tuduhan pelanggaran undang-undang sekuritas.
Tapi terlepas dari kenaikan harganya saat ini, BNB masih turun 61,4% dari harga level tertingginya tahun ini, yaitu US$686 yang dicapai pada 10 Mei 2021. Namun, token ini masih naik 6,5% dalam grafik tahunan.