Ethereum Layer-2 Pimpin Rebound Pasar Kripto Setelah Crash $19 Miliar
Token-token layer-2 (L2) Ethereum mencatat kinerja lebih baik dibanding mayoritas pasar kripto setelah crash akhir pekan lalu, menandakan ketahanan harga yang lebih kuat di antara proyek-proyek skalabilitas yang dibangun di atas jaringan smart contract terbesar di dunia.
Salah satu solusi skalabilitas Ethereum, Mantle (MNT), mengalami rebound sebesar 31% pada hari Senin, menjadikannya token dengan kenaikan terbesar ketiga di antara 100 kripto teratas yang dilacak oleh CoinMarketCap.
Token Arbitrum (ARB) dan Immutable (IMX) juga mencatat kenaikan dua digit, sementara Polygon (POL) menguat sekitar 8% dalam 24 jam terakhir.
Integrasi Bybit Dorong Reli Mantle (MNT)
Beberapa analis menilai bahwa reli Mantle dipicu oleh meningkatnya utilitas token MNT di dalam ekosistem bursa Bybit, terutama setelah peristiwa likuidasi besar senilai $19 miliar yang mengguncang pasar.
“Mantle memiliki momentum kuat, terutama karena integrasinya dengan Bybit, beragam produk yang ditawarkan, dan dana treasury yang cukup besar,” ujar Jake Kennis, Analis Riset Senior di Nansen Blockchain Intelligence, kepada Cointelegraph.
Menurut data on-chain, jumlah alamat aktif Mantle melonjak 117% dalam sepekan, tertinggi di antara semua jaringan L2, menurut analis blockchain SatyaXBT.
Ia menulis di X (Twitter):
“Ekspansi Bybit dan meningkatnya aktivitas on-chain Mantle mulai membentuk siklus umpan balik yang solid antara CEX dan L2.”
Pada Agustus lalu, Bybit meluncurkan berbagai kampanye dan produk staking untuk MNT, diikuti roadmap bersama dengan Mantle yang mencakup fitur perdagangan dengan slippage rendah, opsi pembayaran baru, dan fitur tabungan terintegrasi.
Inisiatif ini menjadi bagian dari Mantle 2.0, yang bertujuan menjadikan jaringan tersebut sebagai “liquidity chain” institusional untuk aset dunia nyata (RWA) yang ditokenisasi serta menjembatani keuangan terpusat (CeFi) dan keuangan terdesentralisasi (DeFi).
Menurut Delphi Digital,
“Mantle kini bukan hanya layer-2, tapi fondasi dari ekosistem Bybit. Ini bukan sekadar kolaborasi, melainkan langkah strategis untuk dominasi RWA.”
Selain itu, Bybit juga berpotensi menambah likuiditas melalui Mantle EcoFund senilai $200 juta, yang didesain untuk berinvestasi pada aplikasi di dalam ekosistemnya.
Dampak Gangguan Binance terhadap Reli MNT
Sejumlah pengamat industri juga menilai reli Mantle terdorong oleh gangguan teknis di platform Binance selama volatilitas pasar akhir pekan. Binance melaporkan adanya penundaan dan gangguan tampilan akibat lonjakan volume perdagangan.
Meskipun tetap online, beberapa modul platform mengalami “gangguan teknis”, menyebabkan depegging pada tiga aset kripto di bursa, yakni Ethena’s synthetic dollar (EUSDE), Binance Staked Solana (BNSOL), dan Wrapped Beacon ETH (WBETH).
Untuk mengatasi hal tersebut, Binance menyalurkan kompensasi sebesar $283 juta kepada pengguna yang terdampak, menurut pengumuman resmi pada hari Minggu.
Analis on-chain Finish menilai:
“Setelah gangguan Binance, banyak trader beralih ke Bybit yang berjalan lancar. Bybit akan memimpin, dan $MNT akan naik tajam.”
Faktor Makro: Reaksi Pasar terhadap Tarif Trump
Menurut Marcin Kazmierczak, Co-founder Redstone, koreksi besar-besaran yang terjadi bukan manipulasi, melainkan respon nyata pasar terhadap kebijakan global.
“Ketika Presiden Trump mengumumkan tarif 100% terhadap China pada 10 Oktober pukul 5 sore ET, pasar kripto menjadi satu-satunya saluran bagi investor global untuk mengekspresikan kepanikan mereka.”
Karena pasar keuangan tradisional tutup saat pengumuman tersebut, pasar kripto menyerap seluruh tekanan jual, yang biasanya akan tersebar ke berbagai kelas aset.