Saatnya Membawa Equity Lending ke Blockchain — Atau Tersingkir dari Permainan
Pasar ekuitas global saat ini masih bergantung pada infrastruktur kuno — batch file, rekonsiliasi lewat email, dan transfer kolateral yang lambat antar kustodian melalui sistem yang tidak sepenuhnya terkontrol.
Jika industri keuangan ingin mempertahankan kredibilitas, sistem seperti ini tidak bisa terus dibiarkan. Solusinya bukan menambah tambalan sementara, melainkan melangkah ke era baru: onchain equity lending.
Dengan penyelesaian real-time, kolateral yang dapat diprogram (programmable collateral), dan penegakan aturan yang transparan, sistem ini akan menjadi tolok ukur baru bagi semua pelaku pasar.
Mengapa Onchain Equity Lending Diperlukan Sekarang
Transaksi saham membutuhkan kepastian dan kecepatan, namun sistem lama justru memperlambat penyelesaian, menunda recall, dan menimbulkan jebakan rekonsiliasi dalam corporate actions.
Teknologi onchain menghapus gesekan ini dengan penyelesaian instan dan aman, menghilangkan jeda dan risiko yang selama ini melekat pada sistem manual.
Smart contract dapat secara otomatis menangani tugas-tugas rutin tanpa perlu proses bolak-balik yang memakan waktu.
Regulator global dan arsitek pasar kini mulai membangun fondasi penyelesaian tokenisasi dengan dukungan uang bank sentral dan tokenized deposits — komponen “tunai” dari setiap transaksi yang memastikan pembiayaan aman dan final.
Bahkan World Economic Forum (WEF) telah menyoroti penggunaan tokenisasi dalam penerbitan efek dan pembiayaan sekuritas yang mulai beralih dari tahap uji coba ke tahap produksi nyata.
Waktunya bukan lagi nanti — kebutuhan mendorong inovasi, dan kebutuhan itu sudah tiba.
Manajemen Risiko: Dari Reaktif ke Proaktif
Dalam sistem equity lending konvensional, risiko baru terdeteksi setelah transaksi terjadi, melalui proses rekonsiliasi panjang di back office.
Dengan sistem onchain, aturan ditegakkan di awal, sehingga pinjaman hanya diproses jika seluruh syarat — seperti batas eksposur dan periode recall — telah terpenuhi.
Studi tahun 2025 menunjukkan bahwa eksekusi kebijakan moneter dapat dilakukan secara aman pada sistem terprogram, membuktikan bahwa aturan pembiayaan ekuitas juga dapat diotomatisasi dengan aman.
Menurut laporan Bank for International Settlements (BIS), aset seperti tokenized reserves, uang bank komersial, dan obligasi pemerintah dapat hidup di jaringan di mana penyelesaian bersifat atomik, bersyarat, dan terprogram.
Menuju Ekosistem Finansial Ter-tokenisasi
Tren global menunjukkan arah yang sama: aset dan uang akan ditokenisasi dan dioperasikan di bawah pengawasan hukum publik.
Artinya, perbedaan antara “kripto” dan “fiat” perlahan memudar karena keduanya beroperasi di infrastruktur yang sama — berbasis blockchain, transparan, dan diatur.
Regulasi tidak lagi menjadi hambatan, melainkan jalur hijau yang terukur.
Eropa, misalnya, telah meluncurkan sandbox blockchain untuk infrastruktur pasar modal, yang memungkinkan uji coba dalam lingkungan nyata di bawah pengawasan resmi.
Inisiatif ini menunjukkan model yang berfungsi, koridor hukum yang jelas, dan arah evolusi regulasi — fondasi penting bagi masa depan onchain equity lending.
Tantangan dan Solusi: Fragmentasi, Privasi, dan Standarisasi
Industri masih menghadapi masalah seperti fragmentasi sistem dan kerahasiaan data, namun keduanya dapat diatasi dengan:
- Jaringan permissioned untuk Know Your Customer (KYC) dan whitelist pengguna,
- Zero-Knowledge Proof (ZKP) untuk melindungi data peminjam dan pemilik aset,
- Tokenisasi kolateral standar agar eksposur dapat diukur secara presisi dan dapat diaudit.
- Dengan fondasi ini, sistem dapat menjadi aman, transparan, dan dapat diandalkan bagi seluruh partisipan pasar.
Jika Tidak Beralih ke Blockchain, Equity Lending Akan Tertinggal
Model equity lending lama yang masih bergantung pada sistem batch dan rekonsiliasi manual akan gagal di dua sisi utama: efisiensi dasar dan kepercayaan pasar.
Penundaan penyelesaian bukan hanya menggerus keuntungan, tapi juga meningkatkan risiko counterparty di saat pasar menuntut presisi tinggi.