
Indeks Fear and Greed Crypto Capai Titik Terendah Sejak Pemilu AS
Indeks Fear and Greed Crypto, yang mencerminkan sentimen emosional pasar aset kripto, turun ke level terendahnya sejak kemenangan Donald Trump dalam pemilu presiden bulan lalu. Pada hari Senin (23/12), indeks ini mencapai angka 70, menyamai levelnya tepat sebelum kemenangan besar Trump, yang berhasil merebut beberapa negara bagian kunci dan mengamankan kendali Partai Republik atas Senat.
Indeks ini menggunakan skala dari 0 hingga 100, di mana angka 0 menunjukkan extreme fear atau "ketakutan ekstrem" dan 100 menunjukkan extreme greed "keserakahan ekstrem." Alat ini membantu trader dan investor memahami apakah pasar didorong oleh rasa takut atau keserakahan, sehingga bisa menjadi panduan dalam mengambil keputusan jual-beli.
Setelah pemilu, indeks ini sempat melonjak hingga ke anga 94, menunjukkan bahwa pasar sedang dalam keserakahan ekstrem dan ada potensi overvaluasi. Level ini bahkan tercapai sebelum Bitcoin mencetak harga tertinggi sepanjang masa di $108.135 pada 17 Desember. Kini, dengan turunnya indeks ke 70, pasar masih menunjukkan dominasi keserakahan, tetapi dengan tingkat kepercayaan diri yang mulai berkurang.
Pada level 90, keserakahan sering memicu pengejaran keuntungan tanpa kendali. Sebaliknya, pada level 70, investor mulai lebih waspada terhadap risiko koreksi atau munculnya gelembung pasar.
Saat ini, Bitcoin diperdagangkan di harga $94.226, turun lebih dari 11% dalam sepekan terakhir. Harga Bitcoin sering mencerminkan sentimen investor, naik tajam saat keserakahan mendominasi ekspektasi keuntungan, dan turun drastis saat rasa takut memicu aksi jual besar-besaran.
James Toledano, COO Unity Wallet, menyoroti volatilitas Bitcoin yang sulit diprediksi selama musim liburan. Ia membandingkan volatilitas Bitcoin dengan "air yang selalu basah," menegaskan bahwa perilaku Bitcoin akan selalu fluktuatif.
“Perilakunya selalu berubah-ubah dan tidak ada pola yang jelas di akhir tahun dan awal tahun berikutnya. Kadang harga naik di awal tahun baru, tapi kadang juga turun. Secara historis, perilaku Bitcoin menjelang Natal dan Tahun Baru cenderung campur aduk,” ujarnya.
Toledano menjelaskan bahwa likuiditas yang lebih rendah selama musim liburan dapat memperbesar volatilitas, tetapi kurangnya keterlibatan institusional yang signifikan justru dapat membantu menstabilkan harga. Namun, kondisi ini bisa berubah drastis jika ada berita makroekonomi atau katalis pasar yang signifikan.
“Banyak hal akan bergantung pada sentimen investor setelah persetujuan ETF tahun 2024, faktor Trump, dan tren makro lainnya. Mungkin saja periode liburan akan relatif tenang, kecuali ada berita tak terduga yang memicu volatilitas. Tetapi mengingat pada 20 Januari nanti, Trump yang pro-Bitcoin akan kembali ke Gedung Putih, saya pikir kita bisa mengharapkan banyak pergerakan harga segera,” tambahnya.