JPMorgan Menjajaki Sistem Pembayaran Berbasis Blockchain
Raksasa perbankan JPMorgan sedang menjajaki sistem pembayaran berbasis blockchain untuk transaksi lintas batas.
Menurut laporan Bloomberg, JPMorgan telah mengembangkan sebagian besar infrastruktur untuk proyek tersebut. Namun, sistem ini tidak akan tersedia sampai bank tersebut menerima lampu hijau dari regulator di Amerika Serikat. Tapi, setelah mendapat persetujuan, perusahaan dapat meluncurkan proyek tersebut untuk klien korporat dalam waktu satu tahun.
Sistem pembayaran ini diklaim dapat meningkatkan kecepatan transaksi sekaligus menurunkan biaya. Ini dapat digunakan untuk mengirim dana ke pengguna bank lain atau perdagangan sekuritas yang ditokenisasi.
Proyek ini juga termasuk penerbitan token deposit di blockchain oleh lembaga penyimpanan, dan itu mewakili versi digital dari simpanan pelanggan. Solusi ini berbeda dengan stablecoin yang biasanya diterbitkan oleh entitas swasta non-bank. Produk ini juga berbeda dengan JPM Coin, yang diterbitkan pada tahun 2019, yang sudah memungkinkan klien korporat mentransfer dolar dan euro ke seluruh lembaga keuangan.
Namun, token deposit ini memiliki kesamaan dengan JPM Coin dalam hal kepatuhan karena transaksinya akan melalui proses KYC dan anti-penipuan. Tahun lalu, token baru ini diujicobakan dalam satu transaksi sebagai bagian dari Project Guardian, upaya kolaboratif lintas industri yang dipelopori oleh Otoritas Moneter Singapura di Singapura.
JPMorgan telah menyuarakan dukungannya untuk token deposit sebelumnya. Pada bulan Februari, JPMorgan menekankan bahwa token deposit mungkin menawarkan lebih banyak stabilitas dan keandalan dibandingkan dengan solusi serupa, seperti stablecoin dan mata uang digital bank sentral (CBDC).