Koreksi Harga Bitcoin Hari Ini Bisa Disusul Reli 25 Persen Jika Pola Sejarah Terulang
Harga Bitcoin (BTC) sempat tergelincir ke $103.300 pada hari ini setelah para trader mulai mengurangi eksposur risiko menjelang pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) dan pengumuman suku bunga yang dijadwalkan pada Rabu waktu setempat. Koreksi ini mengikuti penutupan mingguan yang bearish, memperkuat sinyal potensi pembalikan tren. Ketegangan geopolitik seperti konflik Israel-Iran turut memperkuat sentimen "risk-off" di pasar.
Menurut Bitcoin Vector, agregator data pasar yang didukung Swissblock, penurunan ini bukan hanya didorong oleh faktor makro, tetapi juga disebabkan oleh pelemahan musiman dan penurunan pertumbuhan jaringan on-chain, yang mengindikasikan melemahnya permintaan spot.
Dalam 24 jam terakhir, lebih dari $434 juta dalam posisi futures BTC telah terlikuidasi—menunjukkan pergerakan pasar yang didorong oleh leverage dan kehati-hatian daripada arus dana baru.
Permintaan Spot Masih Stabil, Tapi Dampaknya Terbatas
Indeks Bitcoin Coinbase Premium — metrik yang membandingkan harga BTC di Coinbase dan Binance — tetap positif sepanjang Juni, menandakan minat beli dari investor AS masih stabil. Namun, dampaknya terhadap harga tetap terbatas karena pasar secara umum bersikap hati-hati.
Aksi Ambil Untung oleh Mid-Cycle Holder
Tekanan jual tambahan datang dari aksi ambil untung oleh pemegang jangka menengah (6–12 bulan) yang merealisasikan profit sebesar $904 juta pada hari Senin, menurut data Glassnode. Grup ini mencakup 83% dari total keuntungan realisasi—menandai pergeseran dari dominasi sebelumnya oleh pemegang jangka panjang (>12 bulan). Pergeseran ini menunjukkan bahwa pelaku pasar yang lebih reaktif kini mulai mengamankan keuntungan dari puncak harga baru-baru ini.
Sinyal Positif dari Pemegang Jangka Panjang
Namun, perilaku pemegang jangka panjang (LTH) masih menunjukkan sikap optimis. Peneliti Bitcoin Axel Adler Jr. mencatat bahwa LTH belum melakukan penjualan besar-besaran, yang secara historis merupakan pola bullish.
Skor MVRV Z yang sehat menunjukkan bahwa Bitcoin masih undervalued secara fundamental, sementara tren Coin Days Destroyed (CDD) yang positif mengindikasikan bahwa aksi ambil untung bersifat selektif, bukan karena panik.
Pola serupa di siklus-siklus sebelumnya biasanya diikuti oleh reli 18–25% dalam waktu 6–8 minggu, yang berarti target harga potensial mencapai $130.000 sebelum akhir kuartal dua (Q2) tahun ini.
Bitcoin Bisa Mencapai Titik Terendah di $102.000 — Ini Alasannya
Secara teknikal, BTC mendekati area bottom jangka pendek di kisaran $102.000–$104.000, tempat bertemunya zona likuiditas tinggi dan order block historis.
Alasan lainnya adalah sinyal dari indikator Bollinger Bands. Reaksi harga yang lebih cepat dari area $102.000 diperkirakan terjadi karena middle band (sekitar $106.000) berfungsi sebagai resistensi dinamis—diperkuat oleh aksi harga sebelumnya di awal Juni.
Bollinger Bands yang mulai menyempit juga menandakan volatilitas besar akan datang. Jika Bitcoin berhasil menembus dan ditutup di atas $106.748, ini bisa menjadi sinyal reli ke $112.000.
Sebaliknya, jika BTC turun di bawah $100.000, skenario bullish bisa batal dan harga bisa lanjut turun ke $98.000.
Support Kuat di $98.300 Menurut Alphractal
Data dari Alphractal menunjukkan bahwa $98.300 adalah support penting, tempat para pemegang jangka pendek (STH) masih dalam posisi untung. Jika level ini jebol, pasar bisa mengalami koreksi yang lebih dalam.
“Selama Bitcoin tetap di atas harga realisasi STH, pasar masih dianggap bullish. Tapi jika BTC turun drastis di bawah $98K, koreksi lebih dalam bisa terjadi,” tulis Alphractal.