Maladewa Bangun Pusat Blockchain Senilai $8,8 Miliar untuk Diversifikasi Ekonomi
Pemerintah Maladewa secara resmi menandatangani kesepakatan senilai $8,8 miliar dengan MBS Global Investments, perusahaan asal Dubai, untuk membangun pusat blockchain dan aset digital di ibu kota Malé. Langkah ini menjadi bagian dari strategi nasional untuk mengurangi ketergantungan pada sektor pariwisata dan mengatasi utang negara yang saat ini mencapai sekitar $8,2 miliar.
Proyek ambisius ini diberi nama International Financial Center dan direncanakan akan dibangun dalam jangka waktu lima tahun di atas lahan seluas 830.000 meter persegi. MBS Global Investments, yang memiliki dana kelolaan lebih dari $45 miliar, akan membiayai penuh proyek tersebut.
Dengan merosotnya pendapatan dari perikanan komersial dan bantuan luar negeri, pemerintah Maladewa melihat transformasi digital sebagai solusi strategis untuk memperkuat ekonomi domestik. Proyek ini diproyeksikan akan menyerap hingga 16.000 tenaga kerja lokal, sekitar 4% dari populasi negara tersebut.
Selain menyerap tenaga kerja, pusat blockchain ini ditargetkan menjadi zona perdagangan bebas keuangan yang mampu menarik investasi asing langsung. Pemerintah akan menawarkan insentif seperti pajak rendah, proses perizinan yang cepat, serta kemudahan registrasi bagi penyedia layanan aset digital global.
Setelah rampung, pusat ini diperkirakan mampu menghasilkan pendapatan tahunan lebih dari $1 miliar. Mengingat Produk Domestik Bruto (PDB) Maladewa saat ini berada di bawah $8 miliar, proyek ini memiliki potensi besar untuk menjadi tulang punggung ekonomi baru negara tersebut.
Namun, transisi ke teknologi Web3 bukan tanpa tantangan. Saat ini, Maladewa masih memiliki keterlibatan terbatas dalam sektor blockchain, dengan satu-satunya inisiatif sebelumnya berupa nota kesepahaman dengan Estonia terkait eksplorasi pemanfaatan teknologi blockchain di layanan publik.
Maladewa juga harus bersaing dengan pemain besar di kawasan seperti Hong Kong dan Singapura yang telah lebih dulu membangun ekosistem Web3 yang kuat. Kedua wilayah tersebut telah meluncurkan insentif pajak dan inkubator blockchain untuk menarik inovator dan investor global.
Sementara itu di Tiongkok, kota Shanghai juga memperkuat posisinya sebagai pusat teknologi blockchain regional. Kota ini baru saja meluncurkan pusat evaluasi blockchain pertama yang akan menyediakan standar teknis dan akreditasi untuk perusahaan Web3. Fasilitas ini merupakan kolaborasi antara Blockchain Valley Shanghai dan China Electronics Standardization Institute (CESI).
Dengan kehadiran lebih dari 150 perusahaan blockchain dan institusi pemerintah yang mendukung, Shanghai menargetkan pertumbuhan ekonomi digital berkualitas tinggi. Penerapan nyata seperti sistem parkir pintar berbasis blockchain telah menunjukkan keberhasilan adopsi teknologi di kehidupan sehari-hari.