
Michael Saylor Hiasi Sampul Forbes, Soroti Langkanya ke Bitcoin
Michael Saylor, salah satu pendiri MicroStrategy, tampil di sampul Forbes Magazine dalam pengakuan besar terhadap pengaruh pasar kripto, terutama Bitcoin (BTC). Artikel utama yang dirilis di majalah tersebut menyoroti perjalanan Saylor dalam membangun perusahaannya sebagai “proxy Bitcoin,” didorong oleh investasi agresifnya dalam aset digital tersebut.
MicroStrategy dan Dominasi Bitcoin
Artikel tersebut mengulas momen penting dalam dunia kripto, terutama setelah persetujuan ETF Bitcoin oleh Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) tahun lalu. Sejak saat itu, harga Bitcoin melonjak lebih dari dua kali lipat dalam 12 bulan, bahkan menembus angka $100.000 pada awal Desember.
Kenaikan ini bertepatan dengan masuknya MicroStrategy ke indeks Nasdaq 100, yang semakin mendorong permintaan sahamnya. Dalam setahun terakhir, harga saham perusahaan tersebut meroket lebih dari 700%. Saat ini, MicroStrategy menguasai 471.107 BTC, menjadikannya pemegang Bitcoin terbesar setelah Satoshi Nakamoto, yang diperkirakan memiliki sekitar 1 juta BTC.
Kekayaan pribadi Michael Saylor juga mengalami lonjakan drastis, naik dari $1,9 miliar menjadi $9,4 miliar hanya dalam waktu satu tahun. Dalam wawancara dengan Forbes, Saylor menjelaskan strategi perusahaannya:
"Orang-orang menganggap ini gila. Bagaimana mungkin perusahaan kecil memiliki likuiditas sebesar itu? Kami memasukkan reaktor kripto ke dalam perusahaan, menarik modal, lalu memutarnya. Itu membuat volatilitas pada ekuitas kami dan menjadikan obligasi serta opsi konversi kami yang paling menarik dan berkinerja tinggi di pasar."
MicroStrategy telah mengeluarkan enam obligasi konversi dengan tingkat bunga antara 0% hingga 2,25%, yang akan jatuh tempo antara 2027 hingga 2032. Di tengah kelangkaan hasil tinggi di pasar obligasi akibat lonjakan kredit swasta, obligasi MicroStrategy menjadi pilihan menarik bagi investor institusional yang ingin masuk ke pasar aset digital. Sejak diterbitkan, obligasi ini telah memberikan imbal hasil lebih dari 250%.
Namun, Saylor mengakui risiko besar yang dihadapi perusahaannya.
“Jika harga Bitcoin anjlok, saham MicroStrategy akan jatuh lebih keras dan lebih cepat dibandingkan dengan Bitcoin itu sendiri,” katanya.
Meski demikian, ia tetap optimis dengan visinya, menyebut MicroStrategy sebagai “perusahaan dengan Treasury Bitcoin pertama dan terbesar di dunia.” Strategi ini kini mulai diadopsi oleh banyak pihak lain di industri keuangan.
Kutukan Sampul Forbes?
Kendati pencapaian ini menandai perkembangan penting bagi industri kripto, kemunculan tokoh kripto di sampul Forbes sebelumnya pernah menjadi pertanda buruk. Pada 2022, Sam Bankman-Fried (SBF) juga muncul di Forbes sebelum perusahaannya, FTX, runtuh dalam skandal besar.
Jika MicroStrategy menghadapi masalah dengan operasional atau kepemilikan Bitcoin-nya, dampaknya bisa sangat besar bagi pasar. Dengan statusnya sebagai salah satu pemegang Bitcoin terbesar, kabar negatif dapat memicu kepanikan di pasar, menyebabkan aksi jual besar-besaran dan mengurangi kepercayaan investor terhadap aset digital.
Hingga saat ini, MicroStrategy tetap menjadi perusahaan publik yang paling terkait erat dengan Bitcoin, baik dari sisi keuntungan maupun risiko yang menyertainya.