Jaringan ATM Kripto Mengalami Penyusutan, 1.200 Mesin di AS Hilang dalam Hitungan Hari
Lebih dari 1.200 ATM kripto di Amerika Serikat tiba-tiba offline pada akhir pekan pertama bulan Maret, hanya beberapa hari setelah seorang senator memperkenalkan Undang-Undang Pencegahan Penipuan ATM Kripto untuk menghentikan kejahatan terkait ATM kripto.
Pada 25 Februari, Senator Illinois Dick Durbin mengusulkan undang-undang untuk mengatasi penipuan di ATM kripto di AS, merujuk pada insiden terbaru yang menimpa salah satu konstituennya. Proposal ini muncul di bulan yang sama ketika 860 ATM kripto baru dipasang di AS.
Namun, dalam tiga hari pertama bulan Maret, jaringan ATM Bitcoin global mengalami penurunan bersih sebanyak 1.100 mesin, di mana 1.233 ATM di antaranya berasal dari AS. Penutupan ini sedikit diimbangi oleh pemasangan ATM baru di Eropa, Kanada, Spanyol, Polandia, Australia, dan Swiss, menurut data dari Coin ATM Radar.
AS Masih Memiliki Jaringan ATM Kripto Terbesar di Dunia
Penutupan ATM kripto ini hanya memberikan sedikit dampak pada dominasi jaringan ATM kripto AS, yang masih menjadi yang terbesar di dunia.
Per 3 Maret, AS memiliki 29.731 ATM kripto, yang mencakup 79,9% dari seluruh ATM kripto global. Sementara itu, Kanada dan Australia berada di posisi berikutnya dengan masing-masing 3.085 ATM (8,3%) dan 1.467 ATM (3,9%).
Pertumbuhan ATM Kripto Stagnan di Tengah Regulasi Ketat
Saat ini, terdapat 37.226 ATM kripto yang aktif secara global. Namun, pertumbuhan ekosistem ATM kripto telah stagnan sejak pertengahan 2022, akibat regulasi yang semakin ketat dan tindakan keras terhadap bisnis yang tidak terdaftar.
Undang-Undang Pencegahan Penipuan ATM Kripto yang diusulkan Durbin bertujuan untuk:
- Mewajibkan operator ATM kripto memberikan peringatan kepada pengguna tentang potensi penipuan.
- Memperkenalkan langkah-langkah untuk meminimalkan kerugian dana pengguna.
- Memberikan alat bagi penegak hukum untuk melacak transaksi ilegal.