
Nvidia Catat Lonjakan Pendapatan 78% di Tengah Permintaan Chip AI yang Tinggi
Raksasa pembuat chip, Nvidia, melaporkan hasil keuangan yang melampaui ekspektasi Wall Street, dengan lonjakan pendapatan hampir 80% dalam setahun berkat meningkatnya penjualan mikrochip berbasis kecerdasan buatan (AI).
Dalam laporan keuangan tahun fiskal 2025 untuk kuartal keempat yang berakhir pada 26 Januari, Nvidia mengumumkan pendapatan sebesar $39,3 miliar. Angka ini naik 12% dari kuartal sebelumnya dan meningkat 78% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Menurut Zacks Investment Research, analis Wall Street sebelumnya memperkirakan pendapatan Nvidia hanya sebesar $37,72 miliar. Selain itu, laba per saham tercatat sebesar 89 sen, lebih tinggi dari estimasi sebelumnya yang sebesar 84 sen.
CEO sekaligus pendiri Nvidia, Jensen Huang, menyatakan dalam earnig call bahwa lonjakan ini didorong oleh tingginya permintaan untuk mikrochip Blackwell, yang dirancang khusus untuk AI, pembelajaran mesin, dan komputasi berkinerja tinggi.
"AI berkembang dengan kecepatan cahaya, dengan AI agen dan AI fisik yang membuka jalan bagi gelombang revolusi berikutnya di berbagai industri terbesar," kata Huang.
Pendapatan dari divisi pusat data Nvidia menyumbang lebih dari 90% dari total pendapatan perusahaan, mencapai $35,6 miliar, atau naik 93% dibandingkan tahun lalu.
Saham Nvidia (NVDA) ditutup naik 3,67% menjadi $131,28 pada 26 Februari, berdasarkan data Google Finance. Meski demikian, angka ini masih lebih rendah dari rekor tertinggi yang dicapai pada November lalu, ketika sahamnya ditutup di atas $147.
Sebelumnya, pada 27 Januari, Nvidia mengalami penurunan nilai pasar terbesar dalam sejarah bursa saham AS. Sahamnya anjlok hampir 17% dalam sehari, menghapus sekitar $600 miliar dari valuasi perusahaan akibat kepanikan investor setelah perusahaan AI asal Tiongkok, DeepSeek, merilis model yang diklaim menyaingi ChatGPT dari OpenAI.
Huang menegaskan bahwa perusahaannya akan terus berada di garis depan dalam pengembangan AI agen, di tengah semakin ketatnya persaingan teknologi ini.
Selain Nvidia, perusahaan-perusahaan AS lainnya juga mulai memperluas ekspansi AI mereka. Microsoft, misalnya, pada September lalu mengumumkan pendirian dua pusat AI di Abu Dhabi, seiring dengan meningkatnya investasi di sektor AI sepanjang 2024.
Sementara itu, beberapa perusahaan mining Bitcoin mulai mendiversifikasi sumber pendapatan mereka dengan beralih ke AI. Beberapa operasi penambangan kripto telah dialihkan untuk menjalankan model bahasa besar yang membutuhkan daya komputasi tinggi.
Pada Agustus lalu, perusahaan manajemen aset VanEck memperkirakan bahwa jika perusahaan mining Bitcoin yang diperdagangkan secara publik mengalihkan 20% kapasitas energinya ke AI dan komputasi berkinerja tinggi pada 2027, mereka berpotensi meraup keuntungan tambahan sebesar $13,9 miliar selama 13 tahun ke depan.