Pemilu Korea Selatan 2025 Diwarnai Janji Pro-Kripto: ETF Bitcoin, Stablecoin, dan Reformasi Aturan Bank
Isu kripto menjadi salah satu penentu dalam pemilu presiden Korea Selatan yang dipercepat, dengan para kandidat bersaing merebut hati investor aset digital lintas generasi.
Tiga kandidat terdepan telah merilis proposal pro-kripto, termasuk legalisasi ETF Bitcoin spot dan pelonggaran aturan perbankan yang selama ini membatasi perdagangan fiat-ke-kripto hanya di lima platform saja.
Pemilu yang dijadwalkan pada 3 Juni ini dimajukan sekitar dua tahun lebih awal akibat pemakzulan Presiden Yoon Suk-yeol setelah deklarasi darurat militer kontroversial pada akhir 2024. Meski keputusan itu cepat dibatalkan oleh parlemen, krisis politik pun pecah dan berujung pada pencopotan Yoon dari jabatan.
Pada pemilu 2022, Yoon mengandalkan janji reformasi regulasi kripto untuk menarik pemilih muda. Kini, fokus politik terhadap aset digital semakin menguat karena generasi tua juga mulai mengalihkan kekayaan ke kripto.
Debat Panas Soal Stablecoin
Ketiga kandidat utama—Lee Jae-myung (Demokrat), Kim Moon-soo (Partai Kekuatan Rakyat/PPP), dan Lee Jun-seok (Partai Reformasi)—menyuarakan dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi kripto lokal.
Lee Jae-myung kembali mencalonkan diri dengan kampanye pro-kripto, setelah kalah dari Yoon pada 2022. Kim Moon-soo mewakili PPP, namun Yoon menjauhkan diri dari partai ini, meninggalkan Kim untuk membentuk arah baru. Sementara itu, Lee Jun-seok mendirikan Partai Reformasi setelah keluar dari PPP awal 2024.
“Ruang politik telah secara aktif mengadopsi kripto sebagai agenda kampanye utama,” kata Park Sung-jun dari Blockchain Research Center, Dongguk University. Ia menambahkan bahwa transformasi ke ekonomi digital, dorongan transparansi dana politik, dan teknologi partisipasi berbasis blockchain telah menjadikan kripto isu penting secara ekonomi, sosial, dan politik di Korea.
Lee Jae-myung dan Kim sama-sama berjanji melonggarkan aturan bank yang mengharuskan bursa kripto bermitra dengan bank berlisensi agar dapat melayani fiat—sistem ini membuat dominasi lima platform besar dan menyulitkan perusahaan untuk ikut serta.
Lee Jae-myung juga mengusulkan peluncuran stablecoin yang dipatok ke won sebagai upaya mengurangi ketergantungan pada stablecoin asing.
Namun, Lee Jun-seok mengkritik keras usulan tersebut, mengingat kegagalan stablecoin algoritmik TerraKRW (KRT). “Tanpa menjelaskan aset cadangan dan manajemen risiko, ini hanya slogan tanpa solusi,” ujar Lee dalam unggahan Facebook.
Dalam debat langsung, mereka kembali berselisih. Lee Jae-myung mendukung stablecoin terpusat yang didukung fiat sebagai solusi aman, tetapi Lee Jun-seok menekankan perlunya kehati-hatian terhadap risiko sistemik.
Game P2E dan Janji Reformasi Industri
Lee Jun-seok menyebut industri game sebagai “semikonduktor kedua” Korea, yang menyumbang lebih dari 20% ekspor negara pada 2024. Ia menargetkan 10% pangsa pasar game global melalui reformasi pajak, ekspor, dan pengembangan talenta. Ia juga mengecam larangan game berbasis blockchain (Play-to-Earn/P2E), yang menurutnya justru menghambat inovasi kreatif.
Meskipun game P2E masih dilarang, peluncuran game baru dari Nexon dan token terkait ekonominya kembali memicu minat investor.
Janji Kripto Uji Dukungan Lintas Generasi
Menurut data Financial Intelligence Unit (FIU), pada akhir 2024 terdapat 9,7 juta investor kripto terverifikasi KYC di Korea Selatan, naik 25% dari paruh pertama tahun tersebut. Pertumbuhan tertinggi berasal dari kelompok usia 30-an (29%), diikuti usia 40-an (27%), dan di atas 50 tahun (25%).
Menariknya, investor lansia memiliki nilai simpanan lebih besar. Sekitar 221.000 orang memiliki aset kripto minimal 100 juta won (±$73.000), dan 78% dari mereka berusia di atas 40 tahun.
Pada Februari lalu, asosiasi industri keuangan mendesak regulator menyetujui ETF Bitcoin dan Ether, karena meningkatnya permintaan dari investor senior. ETF dinilai menawarkan eksposur lebih aman dibanding investasi langsung.
Lee Jae-myung dan Kim sama-sama menjanjikan legalisasi ETF Bitcoin sebagai bagian dari program kampanye. Ini mengikuti langkah AS yang telah menyetujui ETF Bitcoin spot pada awal 2024.
Namun, UU Pasar Modal Korea saat ini belum mengakui kripto sebagai aset dasar ETF. Komisi Jasa Keuangan (FSC) tengah mengkaji jalur hukum baru melalui komite kripto khusus untuk mewujudkan hal ini.
Lee Jae-myung Unggul di Survei Pemilih
Kudeta gagal Yoon mempercepat jadwal pemilu dan memperjelas urgensi regulasi industri kripto lokal.
“Di pemilu 2022, kripto dianggap spekulatif. Tapi di 2025, aset digital menjadi isu kebijakan utama,” ujar Park. Para kandidat kini berlomba menawarkan solusi institusional terhadap realita investasi yang dihadapi generasi muda.
Korea Selatan kini menjadi salah satu pasar kripto terbesar dunia. Pada kuartal pertama 2024, won Korea menjadi mata uang fiat paling banyak digunakan dalam perdagangan kripto, didorong investor ritel. Investor institusional masih menunggu, menanti uji coba perdagangan khusus profesional dari FSC.