Penambangan Bitcoin Tingkatkan Transisi ke Energi Terbarukan
Popularitas mining (penambangan) Bitcoin telah mengakibatkan konsumsi energi sebesar 147,3 terawatt-jam per tahun pada 19 Januari 2024. Hal ini menempatkan konsumsi energi jaringan mendekati konsumsi energi rata-rata tahunan di negara-negara seperti Ukraina, Malaysia dan Polandia, menurut Universitas Cambridge.
Tingginya konsumsi listrik ini telah menciptakan persepsi bahwa mining Bitcoin berbahaya bagi lingkungan. Padahal industri penambangan Bitcoin telah beralih ke sumber energi alternatif. Pada 18 Januari 2024, penggunaan energi berkelanjutan penambangan Bitcoin mencapai titik tertinggi baru sepanjang masa sebesar 54,5%, menurut Bitcoin ESG Forecast.
Penggunaan energi bersih oleh para penambang Bitcoin bermanfaat bagi iklim global. Selain itu, penambangan Bitcoin telah menjadi kandidat ideal untuk meningkatkan transisi ke energi terbarukan dan menawarkan potensi pendapatan yang menjanjikan bagi industri energi ramah lingkungan.
Sekelompok ilmuwan dari Cornell University di Amerika Serikat menetapkan bahwa membangun operasi penambangan Bitcoin di lokasi strategis dapat mengurangi dampak lingkungan aset kripto dengan memberikan pendapatan yang dapat diarahkan ke investasi masa depan dalam proyek energi terbarukan.
Dalam studi pada bulan Oktober 2023, para peneliti menyimpulkan bahwa memonetisasi kelebihan daya yang dikumpulkan oleh energi terbarukan dapat menghasilkan ratusan juta dolar berkat penambangan Bitcoin.
Mereka menyatakan bahwa, di AS saja, terdapat potensi pendapatan yang besar selama fase pengembangan pra-komersial pembangkit listrik tenaga angin atau surya. Pada fase ini, penyakit justru sudah menghasilkan listrik namun belum terintegrasi ke dalam jaringan listrik yang lebih luas.
Pengembang dapat memperoleh keuntungan jutaan dolar, yang kemudian dapat diinvestasikan dalam proyek energi terbarukan di masa depan.
Penelitian tersebut menyoroti bahwa memiliki potensi tertinggi, di mana 32 proyek terbarukan yang direncanakan di wilayah itu dapat menghasilkan keuntungan gabungan sebesar $47 juta dengan menambang Bitcoin selama operasi pra-komersial.
Menariknya, penambangan Bitcoin dapat berpindah ke mana pun energi berlebih dihasilkan, sehingga secara efektif tidak bergantung pada lokasi.
Dikutip dari Cointelegraph, Jaran Mellerud, salah satu pendiri dan kepala strategi penambangan di perusahaan pertambangan Bitcoin Hashlabs, mengatakan bahwa ada dua jenis sumber energi terbarukan yang dapat digunakan oleh penambang Bitcoin.
Yang pertama adalah sumber energi terbarukan yang bervariasi, seperti angin dan matahari. Penambangan menggunakan sumber-sumber ini merupakan tantangan dan sering kali memerlukan waktu operasional yang rendah serta gangguan operasi yang terus-menerus.
Sumber energi kedua yang dapat digunakan oleh penambang Bitcoin, menurut Mellerud, adalah sumber energi terbarukan seperti tenaga air dan panas bumi. Penambangan menggunakan sumber-sumber ini jauh lebih sederhana, karena lebih stabil dan menawarkan up-time yang lebih tinggi dibandingkan angin atau matahari.