Dalam kasus Ripple Labs melawan Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) AS, Hakim Analisa Torres dari Pengadilan Distrik AS untuk Distrik Selatan New York memutuskan bahwa XRP bukan sekuritas, saat dijual ke masyarakat umum melalui di bursa aset digital.

Keputusan itu disambut penuh suka cita, dan pemegang XRP menikmati bullish luar biasa, karena harga token tersebut melonjak 96,8% dalam waktu 4 jam setelah putusan diumumkan.

Lonjakan ini menyebabkan XRP bergeser dari posisi ketujuh menjadi cryptocurrency terbesar keempat berdasarkan kapitalisasi pasar. Menurut Coinmarketcap, kapitalisasi pasar XRP saat ini adalah $41,6 miliar, melonjak 67% dalam 24 jam.

Riple Belum Keluar dari Masalah

Kemenangan Ripple ini dipandang sebagai pukulan signifikan bagi perang melawan crypto SEC, dan ketuanya, Gary Gensler. Namun, beberapa pengacara aset digital memperingatkan bahwa itu bukan kemenangan mutlak bagi industri crypto, dan masih ada banyak tantangan yang bisa dihadapi di masa depan.

Selain itu, Hakim Torres juga menyatakan bahwa Ripple melanggar undang-undang sekuritas federal saat menjual XRP langsung ke investor institusional. Akibatnya, Ripple mungkin masih menghadapi rintangan hukum yang signifikan di masa depan.

Mitra firma hukum Stephen Palley dari Brown Rudnick menekankan bahwa keputusan ringkasan hanya "sebagian" dan bahwa keputusan oleh Hakim Torres tidak mengikat secara hukum. Mereka memperingatkan bahwa putusan itu hanya dapat berfungsi sebagai komentar persuasif untuk diikuti oleh pengadilan di masa depan, jika mereka mau.

Palley dan yang lainnya mencatat bahwa ada juga kemungkinan SEC dapat mengajukan banding atas keputusan tersebut, yang menghadirkan kemungkinan bahwa pengadilan yang lebih tinggi bisa saja membatalkan keputusan yang dibuat oleh Hakim Torres.

Selain itu, pengacara AS James "MetaLawMan" Murphy mengatakan bahwa Ripple juga perlu berurusan dengan klaim SEC bahwa CEO Ripple Brad Garlinghouse dan salah satu pendiri Chris Larsen "membantu dan mendukung" penjualan institusional XRP.