Peretasan Crypto di 2024 Tembus Rp37,2 Triliun, Naik 40?ri Tahun Lalu
Tahun 2024 menjadi tahun yang penuh tantangan bagi ekosistem Web3. Sepanjang tahun ini, peretas cryptocurrency mencuri lebih dari $2,3 miliar (Rp37,2 triliun) dalam berbagai insiden. Angka ini mencerminkan peningkatan 40% dibandingkan tahun 2023, yang mengalami kerugia $1,69 miliar akibat peretasan.
Menurut laporan dari perusahaan keamanan onchain Cyvers, total ada 165 insiden peretasan yang tercatat sepanjang tahun 2024. Tapi, meskipun mengalami peningkatan signifikan dari tahun sebelumnya, total kerugian $2,3 miliar masih berada di bawah rekor $3,78 miliar yang tercatat pada tahun 2022.
Kenaikan aktivitas peretasan di tahun 2024 dikaitkan dengan meningkatnya nilai cryptocurrency, terutama setelah Bitcoin berhasil melampaui angka $100.000 untuk pertama kalinya pada 6 Desember.
Deddy Lavid, salah satu pendiri dan CEO Cyvers, mengungkapkan bahwa sebagian besar peretasan tahun ini disebabkan oleh pelanggaran kontrol akses, yang menyumbang kerugian senilai $1,9 miliar (81% dari total kerugian). Pelanggaran ini sering kali terjadi akibat lemahnya sistem manajemen private keys dan pengelolaan multi-signature wallets.
"Insiden-insiden ini sering difasilitasi oleh kunci pribadi yang dikompromikan serta sistem manajemen kunci yang lemah," kata Lavid.
Selain itu, eksploitasi kontrak pintar (smart contracts) menjadi penyebab kedua terbesar, dengan kerugian sebesar $456 juta dari 98 insiden atau sekitar 19% dari total kerugian.
Untuk menghindari kerugian serupa di tahun 2025, Lavid menekankan pentingnya praktik keamanan yang lebih kuat, termasuk: Manajemen private keyws dengan penyimpanan offline, sistem pemantauan ancaman secara real-time, serta kolaborasi dan inovasi dalam keamanan untuk menciptakan ekosistem Web3 yang lebih aman.
"Melalui edukasi, kolaborasi, dan inovasi keamanan, kita bisa mengurangi kerentanan ini secara signifikan," tambahnya.
Ancaman Baru: Target Peretas Korea Utara
Industri cryptocurrency juga menghadapi ancaman baru, di mana peretas Korea Utara diperkirakan mulai mengincar Bitcoin ETF (exchange-traded funds) di Amerika Serikat pada tahun 2025.
Michael Pearl, wakil presiden strategi GTM di Cyvers, menjelaskan bahwa peretas ini kemungkinan akan mencoba menyusup ke ETF untuk mencuri aset dasar Bitcoin yang disimpan.
"FBI telah mengeluarkan peringatan bahwa peretas Korea Utara akan mencoba mencuri dana dari ETF," kata Pearl. "Mereka pasti sudah merencanakan bagaimana mereka akan melakukannya."