
PlatX, terobosan baru untuk sistem transportasi di Indonesia.
Beberapa hari yang lalu, tim kami bertemu dengan salah satu pegiat Blockchain Indonesia, Isybel Harto yang juga sebagai co-founder dan CEO dari PlatX.Beliau menerangkan bahwa industry otomotif ini adalah ladang “basah” dimana banyak yang berkepentingan baik dalam memanipulasi data ataupun penggunaan data yang tidak semestinya. Untuk itu berikut ini adalah pemaparan beliau tentang bagaimana Blockchain akan masuk ke ranah transportasi khususnya pada Plat Nomor kendaraan.
CHAINSIGHT: “Siapa saja yang terlibat dalam Platform transportasi ini dan seperti apa prosesnya?”
ISYBEL HARTO: “Di dalam ekosistem blockchain untuk kendaraan bermotor ini, ada beberapa data yang akan di sediakan dan yang akan dikonsumsi. Pihak-pihak yang terlibat dalam penyediaan data ini juga sangat banyak dan beragam karena berasal dari beberapa entiti yang berbeda. Sebelum data dimasukan kedalam blockchain, terlebih dahulu data tersebut dikumpulkan, disusun, diverifikasi, lalu dikonfirmasi oleh beberapa stakeholders lainnya. Misalkan saja penerbitan sebuah STNK, dimana ada beberapa data yang berasal dari pemerintah, dealer, pabrikan, kepolisian, otoritas daerah setempat, dan pemilik kendaraan itu sendiri.”
CHAINSIGHT: “Bagaimana hubungan antara entitas yang saling berhubungan namun tidak dalam satu ‘atap’?”
ISYBEL HARTO: “Dari banyaknya entitas di dalam platform ini, maka setiap entitas akan memiliki aplikasi tersendiri yang akan di bangun oleh tim PlatX. Seperti misalnya sebuah SIM, STNK, BPKB yang dimiliki oleh pemilik (owner), memiliki aplikasi sendiri, di sisi lainnya, pemerintah yang berperan untuk mengeluarkan SIM, STNK, dan BPKB melalui Polri dan Dispenda. Semua aplikasi untuk menginput data ini ke sistem, akan disediakan oleh PlatX”.
Berikut ini adalah gambarannya:
CHAINSIGHT: “Apa peran masing-masing penyedia data?, apakah ada yang lebih “berkuasa” untuk mengontrol atau memanfaatkan data tersebut?”
ISYBEL HARTO: “Setiap stakeholder memiliki peran yang sama yaitu sebagai penyedia data dan juga pemakai data. Tidak ada dalam entitas ini, yang hanya memiliki peran hanya satu saja. Dengan adanya 2 peran sekaligus ini, maka perlu dilakukan pemrosesan data sharing antar entitas dan antar data. Dikarenakan, data yang diinputkan juga memiliki format yang berbeda, sehingga perlu adanya penyesuaian pertukaran data dengan menyesuaikan format yang sudah di atur ulang oleh PlatX. Pertukaran data yang dimaksudkan adalah bukan untuk mengganti isi dari data yang di proses, melainkan merubah format data tersebut, sehingga antar platform yang berbeda, bisa saling berkomunikasi dan memiliki pemahaman yang sama tentang sebuah data. Proses data sharing ini juga dilakukan tidak dengan mensinkronkan waktu antar data dari berbeda entiti karena data yang dimasukkan ke dalam platform dipegang oleh masing-masing pihak yang tidak saling berhubungan secara organisasi. Dengan demikian, diperlukan untuk suatu waktu tertentu, dimana data yang telah diinputkan oleh pihak lain, akan saling menunggu hingga akhirnya, semua data akan terkumpul dan dapat diverifikasi sesuai dengan output yang sudah ditetapkan sebelumnya oleh konsensus yang disebut dengan “Proof of Authorization”.
CHAINSIGHT: “Bukankah data dari pemerintah, manufaktur, keuangan, dan lain-lain yang ikut dalam consensus ini mempunyai platform yang berbeda dari sisi format data, bahkan database juga berbeda? Harus mengganti system yang ada atau bagaimana?”
ISYBEL HARTO: “Setiap data yang dikirimkan oleh masing-masing entitas dengan data yang berbeda, akan di enkripsi dengan metode yang sama, sehingga pada saat pembacaan data yang akan dimasukan kedalam data sharing, dapat saling mengisi satu sama lain dan akhirnya dapat di verifikasi dan masing-masing data akan saling mengkonfirmasi atas data yang sama dari entitas yang berbeda. Setelah data dikumpukan dengan metode Big Data Processing dengan menggunakan AI, maka data yang sudah valid, akan dimasukkan kedalam database Master yang akan dicatatkan dalam buku besar sebagai data baru.”
CHAINSIGHT: “Bagaimana dengan data yang dimasukkan salah? Atau data yang dimasukan palsu?”
ISYBEL HARTO: “Pertanggungjawaban kesalahan data pada saat penginputan melalui aplikasi sangat memungkinkan terjadi. Walaupun kemungkinannya kecil, namun tetap saja ketika data yang dimasukan salah, maka hasil akhir dari sebuah data yang diverifikasi dan di blockchain juga akan salah. Dengan demikian, perlu adanya membuat sebuah aturan siapa yang berkewajiban penuh atas data yang disampaikan dan memahami dengan benar tentang penggunaan aplikasi untuk memasukkan data yang sesuai dengan ketetapan yang ada.
Ketika semua data yang diterima masuk ke dalam platform, pihak platform juga tidak bisa membuka data tersebut kecuali oleh pemilik data itu sendiri. Tidak ada pihak manapun yang dapat membuka data yang dimasukkan kedalam platform karena membukanya harus memiliki Private Key yang hanya dimiliki oleh pemilik data sebelumnya. Adapun ilustrasi dari perpindahan data dari satu entitas ke entitas lain, dapat digambarkan sebagai berikut:
CHAINSIGHT: “Karena banyaknya stakeholder yang terlibat, maka bagaimana metode yang dilakukan untuk menjaga kepercayaan antar pihak tentang keamanan datanya juga transparansi datanya? Karena saya melihat disini, bagaimana transparansi itu terlihat namun, keamanan dari isi data tersebut juga tidak keluar dengan bebas?”
ISYBEL HARTO: “ Adapun metoda yang dilakukan untuk menjaga kepercayaan antar pihak yang tidak saling mengenal, solusinya adalah dengan menerapkan smart contract. Smart Contract adalah kode komputer yang berjalan di atas blockchain yang berisi seperangkat aturan di mana para pihak dalam Smart Contract tersebut sepakat untuk berinteraksi satu sama lain. Jika dan ketika aturan yang ditentukan sebelumnya dipenuhi, perjanjian secara otomatis ditegakkan. Kode Smart Contract memfasilitasi, memverifikasi, dan menegakkan negosiasi atau kinerja suatu perjanjian atau transaksi. Dengan menerapkan mekanisme ini, maka pihak yang terlibat akan saling menjaga kepercayaan masing-masing dalam menjaga data tersebut jatuh ketangan orang yang tidak berkepentingan. Berikut ini adalah ilustrasi sebuah data yang akan menghasilkan digital asset dan juga token.
CHAINSIGHT: “Secara teknis, bisa jelaskan bagaimana proses sebuah data tersebut menjadi sebuah digital aset?”
ISYBEL HARTO: ”Secara sederhana, berikut ini caranya: pada saat sebuah data dimasukkan ke blockchain, tahapan yang terjadi adalah sebagai berikut:
- Masing-masing data akan memiliki alamat dengan formasi base-32 encoded triplet yang terdiri atas: network byte, 160-bit hash of the account’s public key, dan 4 byte checksum
- Data yang di bangun akan menghasilkan public key dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Perform 256-bit Sha3 on the public key
2. Perform 160-bit Ripemd of hash resulting from step 1.
3. Prepend version byte to Ripemd hash (either 0x68 or 0x98)
4. Perform 256-bit Sha3 on the result, take the first four bytes as a checksum
5. Concatenate output of step 3 and the checksum from step 4
6. Encode result using base32
Sebagai contoh adalah sebagai berikut:
Ilustrasinya adalah sebagai berikut:
CHAINSIGHT: “Boleh kami tau bagaimana struktur data yang dibutuhkan/digunakan masing-masing stakeholder?”
ISYBEL HARTO:” berikut ini gambaran umumnya:
CHAINSIGHT: “Bagaimana jika data yang sudah dikumpulkan tersebut, yang diambil dari beberapa stakeholder ada ketidaksesuaian? Apakah diteruskan dimasukan ke blockchain atau tidak?”
ISYBEL HARTO: ”Data yang sudah dikumpulkan dalam platform, akan serta merta dilakukan proses koreksi dan inspeksi yang dilakukan oleh AI (Artificial Intelligence). Untuk data yang keabsahannya masih diragukan, maka akan dilakukan metode voting, dimana sebuah data yang masuk akan dinyatakan sah dan verified jika pendukung dari data tersebut lebih banyak daripada yang lainnya. Apabila data yang salah tersebut ditemukan dari stakeholder tertentu, maka platform akan memberikan notifikasi dan report kepada yang bersangkutan untuk membuat perubahan dengan memasukan data yang telah diuji keabsahannya oleh stakeholder lain melalui konsensus proof-of-existance.
CHAINSIGHT: “Terimakasih atas waktunya pak, semoga sukses dengan projectnya dan bisa membantu masyarakat luas dalam implementasi Blockchain ini dalam transportasi Indonesia”
ISYBEL HARTO: “Baik, sama-sama, kami harap banyak project yang berguna terutama dalam adopsi Blockchain untuk database Indonesia yang jauh lebih transparan, aman, dan valid”.