Presiden Argentina Hadapi Tuntutan Pidana atas Penipuan Kripto
Sejumlah pengacara Argentina telah mengajukan tuntutan pidana terhadap Presiden Argentina, Javier Milei, terkait dugaan promosi aset kripto Libra (LIBRA) yang nilainya sempat meroket sebelum anjlok drastis.
Menurut laporan Associated Press pada 17 Februari, gugatan tersebut diajukan oleh pengacara Marcos Zelaya dan Jonatan Baldiviezo, bersama insinyur María Eva Koutsovitis serta ekonom Claudio Lozano. Mereka menuduh Milei terlibat dalam skema pump and dump, yaitu praktik manipulasi harga aset untuk keuntungan tertentu.
Token LIBRA, yang berbasis pada jaringan Solana, mencapai kapitalisasi pasar $4,56 miliar pada 14 Februari setelah Milei mempromosikannya melalui media sosial X. Namun, setelah unggahan tersebut dihapus, nilai LIBRA anjlok lebih dari 94%, memicu tuduhan manipulasi pasar.
Baldiviezo menambahkan bahwa Milei juga diduga melanggar Undang-Undang Etika Publik, yang mengatur transparansi kepemilikan aset dan konflik kepentingan pejabat publik di Argentina.
"Dalam asosiasi ilegal ini, telah terjadi tindak pidana penipuan, di mana peran presiden sangat krusial," kata Baldiviezo.
Selanjutnya, pengadilan akan menunjuk hakim atau merujuk kasus ini kepada jaksa untuk penyelidikan lebih lanjut.
Selain tuntutan dari kelompok Baldiviezo, pengacara Agustín Rombolá, pendiri firma hukum Rombolá Mangione dan anggota partai Unión Cívica Radical, juga mengajukan gugatan terpisah terhadap Milei.
Dalam pernyataannya pada 16 Februari, Rombolá menuduh Milei terlibat dalam penipuan, negosiasi yang tidak etis, manipulasi harga, dan kejahatan keuangan. Ia juga menyatakan bahwa firmanya tengah mempersiapkan gugatan class-action bagi para investor yang mengalami kerugian akibat anjloknya nilai LIBRA.
Pihak kepresidenan Argentina belum memberikan tanggapan resmi atas tuduhan tersebut.
Setelah kejatuhan nilai token LIBRA, Milei meminta Kantor Anti-Korupsi Argentina untuk menyelidiki semua anggota pemerintahan, termasuk dirinya sendiri. Menurut pernyataan resmi kepresidenan, Milei mengklaim tidak mengetahui secara rinci proyek Libra saat mempromosikannya dan tidak memiliki hubungan dengan perusahaan yang meluncurkan token tersebut.
Namun, Milei mengakui bahwa ia sempat bertemu dengan perwakilan KIP Protocol pada 19 Oktober di Argentina. KIP Protocol sendiri adalah perusahaan Web3 yang mengembangkan infrastruktur pembayaran berbasis kecerdasan buatan. Perusahaan tersebut menyatakan bahwa mereka hanya bertindak sebagai konsultan teknologi untuk menyalurkan dana proyek ke bisnis lokal, bukan sebagai pencipta atau pengelola token LIBRA.
Beberapa analis juga mencurigai proyek ini setelah menemukan bahwa situs web Libra baru dibuat beberapa jam sebelum peluncuran dan tidak memiliki informasi pemilik yang jelas.
Sementara itu, anggota parlemen oposisi Leandro Santoro menyatakan bahwa ia akan mengajukan permohonan pemakzulan terhadap Presiden Milei.