Protokol Liquid Restaking Ethereum Melonjak 60 Kali Lipat di 2024
Protokol liquid restaking di Ethereum mengalami lonjakan signifikan pada tahun 2024, dengan total value locked (TVL) meningkat hampir 6.000%. Berdasarkan data dari agregator keuangan terdesentralisasi (DeFi) DefiLlama, TVL liquid restaking di jaringan Ethereum tercatat sekitar $284 juta pada 1 Januari 2024. Namun, pada 15 Desember, angka tersebut melonjak hampir 60 kali lipat menjadi $17,26 miliar, mencerminkan pertumbuhan luar biasa dalam sektor ini.
Lonjakan TVL ini sebagian besar dipicu oleh meningkatnya permintaan terhadap utility dari liquid restaking tokens (LRTs). Token ini mempermudah kompleksitas staking tradisional Ether (ETH) dan meningkatkan efisiensi modal dalam ekosistem DeFi.
Dari semua protokol liquid restaking, Ether.fi adalah yang terbesar, karena menguasai lebih dari 50% pangsa pasar TVL untuk LRTs. Menurut DefiLlama, protokol ini memiliki $9,17 miliar dalam aset yang telah di-restake.
Laporan dari Node Capital mengaitkan kesuksesan Ether.fi dengan model restaking yang ramah pengguna. "Dominasi ini menunjukkan keberhasilan platform dalam menyederhanakan operasi restaking yang kompleks menjadi model token yang mudah digunakan, yang memungkinkan akumulasi nilai secara otomatis," kata laporan tersebut.
Apa itu Liquid Restaking?
Liquid restaking tokens (LRTs) dibangun di atas dasar dari liquid staking tokens (LSTs). Dalam liquid staking, pengguna yang ingin tetap mempertahankan likuiditas sambil berpartisipasi dalam keamanan jaringan akan menerima token turunan — seperti stETH dari Lido — yang mewakili kepemilikan ETH yang telah mereka stake.
Token-token ini dapat digunakan dalam berbagai kegiatan DeFi seperti perdagangan, peminjaman, atau yield farming, memungkinkan pemegang token untuk mempertahankan likuiditas dari aset yang telah mereka stake. LRTs memperkenalkan lapisan tambahan dengan semakin memperluas utilitas aset-aset tersebut. Dalam liquid restaking, pengguna yang telah men-stake ETH untuk mengamankan Ethereum juga dapat men-stake token turunan yang mereka terima untuk berpartisipasi dalam mengamankan blockchain spesifik aplikasi atau jaringan layer-2.
Meski menawarkan fleksibilitas, jenis aset ini juga membawa risiko tertentu. Salah satu risiko utama adalah depegging atau volatilitas harga token turunan, yang dapat mempengaruhi nilai aset tersebut. Risiko ini semakin besar pada LRTs karena eksposurnya yang melibatkan beberapa jaringan. Selain itu, kegagalan dalam satu jaringan bisa berdampak negatif pada aset yang telah di-restake, dan berpotensi menyebabkan kerugian yang lebih besar.