
Wallets MetaMask Ekspansi ke Bitcoin dan Jaringan Lain di Tengah Stagnasi Ethereum
MetaMask, crypto wallet populer yang telah menjadi pilihan utama bagi jutaan pengguna kripto, kini mengambil langkah besar dengan memperluas jangkauannya ke luar jaringan Ethereum, dimulai dengan Bitcoin.
Langkah ini mencerminkan tren yang berkembang di mana pengguna semakin menjelajahi keuangan terdesentralisasi (DeFi) di berbagai ekosistem, seperti Bitcoin dan Solana.
Christian Montoya, Product Lead untuk MetaMask Multichain di Consensys, menyatakan bahwa perusahaan telah lama mempersiapkan ekspansi ini. "MetaMask adalah native wallet Ethereum, tetapi kami telah menjajaki cara untuk berkembang di luar itu selama beberapa waktu," ujar Montoya, dikutip dari Decrypt.
Montoya menegaskan bahwa fungsi dasar Bitcoin akan menjadi prioritas awal. "Ekosistem Bitcoin sangat luas, dan sulit bagi dompet mana pun untuk mencakup semuanya," katanya.
MetaMask pertama kali dikenal sebagai dompet utama Ethereum pada 2021-2022 saat NFT berbasis Ethereum mencapai valuasi fantastis. Namun, popularitas Ethereum mulai menurun, sementara DeFi di Bitcoin dan memecoin di Solana kini lebih menarik perhatian.
Solana menjadi pusat perhatian karena biaya transaksi rendah dan kecepatan tinggi, sedangkan harga Bitcoin mencapai rekor tertinggi dalam beberapa pekan terakhir. Sebaliknya, harga Ethereum stagnan, jauh di bawah puncaknya pada 2021.
Pendekatan Multichain Metamask
MetaMask sebenarnya telah mulai mengeksplorasi integrasi jaringan lain melalui fitur Snaps pada 2023. Fitur ini memungkinkan pengembang menambahkan fungsi komunitas, seperti mendukung token Solana atau ekosistem Cosmos.
Tapi pada tahun 2025, MetaMask akan merilis API lintas jaringan yang memungkinkan aplikasi terdesentralisasi (dapps) beroperasi di lebih dari 50 jaringan non-Ethereum Virtual Machine (EVM). "Paradigma lama satu akun, satu jaringan akan digantikan dengan kemampuan lintas jaringan," kata Montoya.
Namun, langkah ini menghadapi persaingan ketat. Dompet multi-chain lain, seperti Phantom dan Magic Eden, telah lebih dulu menawarkan dukungan lintas jaringan, termasuk Bitcoin, Ethereum, Solana, dan Polygon.
Meskipun demikian, MetaMask masih memiliki basis pengguna yang besar dengan 30 juta pengguna aktif bulanan pada Januari 2024. Perubahan strategi ini dinilai sebagai langkah positif di tengah fragmentasi pengembangan lintas jaringan.
"Tak ada satu jaringan pun yang mampu menangani lonjakan aktivitas global secara simultan," ujar Matthew Sigel, Kepala Penelitian Aset Digital VanEck. "Langkah MetaMask adalah pengakuan atas kenyataan tersebut."