Regulator Tennessee Desak CFTC Hentikan Perdagangan Acara Olahraga di Platform Kripto dan Prediksi
Dewan Taruhan Olahraga Tennessee (SWAC) telah menghubungi Commodity Futures Trading Commission (CFTC), mendesak agar regulator federal tersebut menghentikan aktivitas perdagangan prediksi acara olahraga.
Direktur SWAC, Mary Beth Thomas, mengirimkan surat kepada Ketua Sementara CFTC, Caroline Pham. Dalam surat tersebut, SWAC berpendapat bahwa pasar prediksi seperti yang ditawarkan di Crypto.com, Kalshi, dan Robinhood, secara efektif merupakan bentuk taruhan olahraga. Karena itu, aktivitas ini seharusnya berada di bawah yurisdiksi SWAC dan wajib membayar pajak negara bagian.
Dalam surat yang dibagikan di media sosial itu tertulis:
“Di Tennessee, menawarkan taruhan olahraga adalah hak istimewa yang dikenai pajak, sesuai dengan lisensi yang dikeluarkan berdasarkan Tennessee Sports Gaming Act.”
Surat tersebut juga menambahkan:
“Kami meyakini bahwa kontrak acara olahraga ini adalah bentuk taruhan menurut Undang-Undang, dan sedang ditawarkan secara melanggar hukum dan regulasi di Tennessee. Kontrak ini memungkinkan konsumen membeli pilihan yang mewakili dua kemungkinan hasil dari suatu pertandingan. Dalam konteks olahraga, konsumen membeli kontrak berdasarkan tim mana yang menurut mereka akan menang atau kalah. Hasil akhirnya adalah konsumen menang atau kalah uang tergantung hasil pertandingan.”
CFTC dijadwalkan akan menggelar diskusi meja bundar (roundtable) pada 30 April, dan SWAC menginginkan pandangan mereka ikut dipertimbangkan dalam forum tersebut.
Sejarah Perdagangan Acara Olahraga
Intrade menjadi salah satu perusahaan pertama yang menawarkan pasar prediksi olahraga. Perusahaan ini berdiri di Irlandia pada 1999 dan awalnya dikenal lewat pasar prediksi politik. Kesuksesan ini kemudian merambah ke olahraga, seperti Piala Dunia, Super Bowl, dan NBA. Intrade tutup pada 2012, namun model bisnis mereka diikuti oleh banyak pihak lain.
Betfair, yang berbasis di Inggris, muncul di awal 2000-an dan berkembang menjadi salah satu platform pertukaran taruhan terbesar di dunia. Namun situs ini tidak diizinkan beroperasi di AS, meskipun anak perusahaannya, FanDuel, adalah salah satu penyedia taruhan olahraga resmi terpopuler di Amerika Serikat.
Setelah larangan perjudian dicabut di AS, perdagangan acara olahraga mulai berkembang pesat, termasuk oleh situs berbasis kripto. Salah satunya adalah Polymarket, yang diluncurkan pada 2020 dan menyebut dirinya sebagai “pasar prediksi terbesar di dunia.” Meskipun berkantor di New York, secara resmi mereka tidak menerima pengguna dari AS. Mereka memiliki berbagai pasar prediksi untuk olahraga seperti NFL, NBA, dan MLB.
Namun pada 2022, CFTC menjatuhkan denda sebesar $1,4 juta kepada Polymarket atas pelanggaran regulasi, dan pada tahun lalu, FBI menggerebek rumah pendiri Shayne Coplan karena dicurigai memperbolehkan warga AS berjudi dalam pemilu presiden.
Bola Kini di Tangan CFTC
Kalshi, yang saat ini memiliki lisensi resmi dari CFTC, menjadi sasaran utama regulator Tennessee. Kalshi mulai menawarkan perdagangan acara olahraga sejak 2021 dan terus memperluas layanannya. Minggu ini, mereka mulai membuka pasar taruhan untuk pemenang pertandingan NBA.
Beberapa negara bagian mulai menunjukkan rasa frustrasi terhadap penyebaran pasar prediksi ini. Enam negara bagian telah mengirim surat peringatan (cease-and-desist) kepada Kalshi, Crypto.com, dan Robinhood. Namun hingga kini, tidak ada regulator yang berhasil memenangkan gugatan terhadap perusahaan-perusahaan ini di pengadilan.
CEO Kalshi, Tarek Mansour, sebelumnya mengatakan:
“Regulator kami adalah CFTC. Jika CFTC memerintahkan kami untuk berhenti, kami akan patuh. Tapi kalau tidak, maka kami juga tidak akan berhenti.”
Kini, segala keputusan ada di tangan CFTC, dan banyak pihak menunggu hasil dari diskusi penting yang akan digelar pada akhir bulan ini.