
Saran "Rollback" pada Ethereum Picu Kritik, Cek Disini Mengapa Hal Tersebut Tidak Relevan
Hal yang perlu diketahui:
- Arthur Hayes, salah satu pendiri BitMEX dan pemegang ETH besar, mengunggah postingan di X kepada Vitalik Buterin, salah satu pendiri Ethereum. Ia mempertanyakan apakah Buterin akan mendukung “rollback” rantai untuk membantu @Bybit_Official.
- Postingan tersebut langsung menimbulkan reaksi keras dari komunitas Ethereum, yang yakin bahwa rollback tidak akan terjadi.
- Anggota komunitas, termasuk tim pengembang inti, sangat menolak ide rollback karena dianggap bertentangan dengan prinsip dasar desentralisasi.
- Secara teknis, Ethereum tidak bisa di-“rollback” karena sistemnya menggunakan model akun, di mana setiap akun menyimpan ETH milik penggunanya.
- Pada hari Jumat, pertukaran cryptocurrency Bybit dilaporkan telah diretas oleh kelompok Lazarus asal Korea Utara, yang berhasil mencuri hampir $1,4 miliar dalam bentuk ETH.
Setelah peretasan itu, Hayes kembali mengunggah postingan di X untuk menanyakan apakah Buterin akan mendukung rollback rantai demi membantu @Bybit_Official. Sementara itu, dalam sesi diskusi di X Spaces, CEO Bybit, Ben Zhou, mengungkapkan bahwa timnya juga sudah menghubungi Ethereum Foundation. Mereka ingin memastikan bahwa keputusan seperti ini benar-benar didasarkan pada keinginan komunitas jaringan.
Postingan Hayes langsung mendapatkan reaksi negatif dari komunitas Ethereum, yang bersikukuh bahwa rollback tidak akan terjadi. Bahkan, ada yang mempertanyakan apakah pendiri BitMEX tersebut sedang bercanda. CoinDesk pun mencoba menghubungi Hayes melalui X untuk mendapatkan klarifikasi atas komentarnya.
Para pengembang dan anggota inti komunitas Ethereum menolak rollback karena akan mengabaikan prinsip desentralisasi yang menjadi dasar Ethereum. Jika Buterin memutuskan sendiri untuk melakukan rollback, hal itu bisa dianggap sebagai pengkhianatan terhadap etos Ethereum—yang selama ini melibatkan kolaborasi erat antara berbagai tim pengembang dan komunitas dalam menjaga kesehatan blockchain.
Seorang pengguna di X, @the_weso, menyatakan,“Mengembalikan rantai berarti membuat ETH kehilangan maknanya. Jika aturan bisa diubah seenaknya, apa gunanya?”
Beberapa pihak di luar komunitas Ethereum pun mengaitkan situasi ini dengan peristiwa peretasan DAO pada tahun 2016, di mana sekitar $60 juta ETH dicuri. Saat itu, jaringan melakukan hard fork, memisahkan rantai lama menjadi dua, dengan rantai baru yang kemudian dikenal sebagai Ethereum.
Namun, hard fork tersebut bukanlah rollback; melainkan sebuah “transisi keadaan yang tidak biasa.” Secara teknis, karena Ethereum menggunakan model akun, rollback tidak memungkinkan dilakukan.
Pada saat peretasan DAO, para pengembang meningkatkan perangkat lunak node ke versi baru. Sementara itu, mereka yang tidak meng-upgrade node tetap berada di rantai lama yang kemudian dikenal sebagai Ethereum Classic. Setelah upgrade, ETH yang dicuri pun dapat berpindah dari satu alamat ke alamat lainnya.
Dalam sebuah postingan di X, Laura Shin dari Unchained menulis,“Transisi keadaan yang tidak biasa saat hard fork DAO dilakukan dengan cara mengalihkan semua ETH di smart contract DAO ke kontrak pengembalian dana, di mana setiap 100 token DAO yang dikirimkan akan mendapatkan 1 ETH.”