SEC AS Tegaskan Meme Coin Bukan Sekuritas
Regulator keuangan utama Amerika Serikat, Securities and Exchange Commission (SEC), menyatakan bahwa meme coin tidak dikategorikan sebagai sekuritas.
Dalam pernyataan resmi pada hari Kamis (27/2), SEC menyebut bahwa aset tersebut tidak memenuhi kriteria Howey Test, yang digunakan untuk menentukan apakah suatu aset diklasifikasikan sebagai sekuritas.
Sebelumnya, pada awal Februari, kepala baru tim crypto SEC juga menyatakan bahwa meme coin kemungkinan besar tidak berada dalam yurisdiksi badan pengawas tersebut.
"Menurut pandangan divisi kami, transaksi dalam jenis meme coin yang dijelaskan dalam pernyataan ini tidak melibatkan penawaran dan penjualan sekuritas berdasarkan hukum sekuritas federal," tulis SEC dalam pernyataannya.
Regulator menjelaskan bahwa sekuritas didefinisikan sebagai instrumen keuangan seperti saham, obligasi, atau surat utang. Meme coin tidak termasuk dalam kategori ini karena tidak menghasilkan imbal hasil atau memberikan hak atas pendapatan, keuntungan, atau aset bisnis di masa depan.
Meme Coin: Tren Volatil yang Mengguncang Pasar
Meme coin adalah aset digital yang terinspirasi dari lelucon internet, peristiwa terkini, dan selebriti. Kripto jenis ini dikenal sangat fluktuatif, dengan potensi keuntungan besar atau kerugian drastis bagi investor.
Dogecoin (DOGE) adalah meme coin pertama dan masih menjadi yang paling berharga berdasarkan kapitalisasi pasar. Saat ini, ada ribuan meme coin lain yang beredar di pasar.
Baru-baru ini, meme coin kembali menjadi sorotan setelah tim kampanye Presiden AS Donald Trump meluncurkan token berbasis Solana menjelang pelantikannya pada 20 Januari lalu. Token bernama TRUMP itu sempat meroket sebelum anjlok tajam. Menurut data CoinGecko, saat ini TRUMP diperdagangkan di harga $12,60, turun hampir 83% dari puncaknya.
Sementara itu, Presiden Argentina Javier Milei juga terjerat skandal setelah mempromosikan meme coin di akun media sosialnya. Milei kini menghadapi tuduhan penipuan, dan seorang hakim tengah menyelidiki kasus tersebut setelah investor mengklaim mengalami kerugian besar.
Di bawah kepemimpinan mantan Ketua SEC Gary Gensler, yang ditunjuk oleh Presiden Joe Biden, SEC dikenal keras terhadap industri kripto. Lembaga ini menuduh banyak perusahaan aset digital menjual sekuritas tanpa izin.
Namun, sejak Donald Trump, yang dikenal lebih ramah terhadap kripto, kembali menjabat, SEC diperkirakan akan mengambil pendekatan yang lebih longgar terhadap sektor ini. Beberapa tuntutan dan penyelidikan besar yang sebelumnya diajukan oleh SEC bahkan telah dibatalkan.