
Seperti apa Transaction Per Second dalam Blockchain?
Transaction Per Second (TPS) adalah indikator yang mengukur kecepatan transaksi dan skalabilitas jaringan blockchain. Ini adalah istilah yang cukup populer di dalam lingkup cryptocurrency.
Apa Itu Transaction Per Second?
Dalam bahasa Indonesia, Transaction Per Second diartikan sebagai "Transaksi Per Detik". TPS adalah jumlah transaksi maksimum yang dapat diproses atau dieksekusi oleh jaringan blockchain dalam waktu satu detik.
Kalkulasi TPS penting karena dapat memberikan informasi terkait kapasitas jaringan suatu blockhain untuk menangani transaksi secara real-time.
Blockchain yang memiliki TPS tinggi menunjukkan bahwa mereka memiliki kecepatan dan skalabilitas jaringan yang lebih baik, sehingga memungkinkan pengguna mentransfer data dengan mulus dan cepat.
Artinya, semakin tinggi TPS-nya, maka semakin maju pula jaringannya, dan semakin besar pula peluang bagi blockchain untuk memperluas ekosistemnya.
Cara Menghitung Transaction Per Second
Untuk menghitung jumlah transaksi per detik suatu blockchain dibutuhkan tiga data: block size, transaction size, dan block time.
- Block size (Ukuran blok) adalah jumlah data transaksi yang dapat disimpan oleh satu blok. Ukuran blok dibatasi hanya 1 MB, tapi jumlah data yang kecil ini cukup untuk menyimpan lebih dari 2000 transaksi.
- Transaction size (Ukuran transaksi) adalah ukuran transaksi yang dilakukan dalam blok. Ukuran tiap transaksi bisa bervariasi tergantung jenisnya, tapi semakin tinggi ukuran transaksi, semakin banyak pula waktu yang dibutuhkan untuk memprosesnya. Transaksi dalam Bitcoin berkisar 226-500 byte.
- Block time (Waktu blok) adalah waktu rata-rata yang diperlukan untuk mengonfirmasi transaksi di jaringan. Setiap jaringan blockchain memiliki waktu blok yang berbeda. Bitcoin memiliki block time 10 menit.
Untuk menghitung TPS, rumusnya adalah : (ukuran blok/ukuran transaksi)/waktu blok.
Misalnya, jika kita akan menghitung TPS dengan data ukuran blok 1MB (1.000.000 byte), ukuran transaksi 300 byte, dan waktu transaksi 600 detik.
Maka persamaanya adalah:(1.000.000/300)/600= 7 TPS.
Blockchain dengan TPS Tertinggi
Di antara semua jaringan blockchain, Solana memiliki jumlah transaksi per detik tertinggi, yaitu maksimum 50.000 TPS. Angka ini sangat jauh di depan Bitcoin yang hanya memiliki 7 TPS.
Berikut jumlah TPS beberapa blockchain:
-Ethereum (ETH): Saat ini 27 TPS, namun jumlah ini akan meningkat secara signifikan menjadi sekitar 100.000 setelah upgrade sharding, yang mungkin akan diselesaikan tahun ini.
- Cardano (ADA): Saat ini memiliki 257, tapi berharap untuk mencapai satu juta TPS di masa depan.
- Polygon (Matic): Dapat memproses 7.000 TPS.
- Ripple (XRP): Dapat menangani lebih dari 1.500 TPS.
- Avalanche (AVAX): Memiliki 4.500 TPS.
- Algorand (ALGO): Menawarkan hingga 1.300 TPS.
Apakah TPS Menunjukkan Keunggulan Blockchain
Apakah memiliki jumlah transaksi per menit tinggi menandakan bahwa suatu blockchain lebih unggul? Tidak juga!
Meskipun suatu blockchain dapat memproses banyak transaksi dalam satu detik, itu tidak cukup untuk mendapat gelar "terbaik". Ada aspek lain yang tidak kalah penting yang harus dimiliki, yaitu keamanaan dan desentralisasi.
Keamanan adalah tingkat pertahanan yang dimiliki blockchain terhadap serangan dan gangguan. Sementara desentralisasi mengacu pada sistem yang tidak terpusat pada otoritas central. Cryptocurrency umumnya terdesentralisasi karena tidak ada satu pihak pun yang dapat mengatur seluruh jaringannya.
Sayangnya, untuk mencapai aspek desentralisasi, keamanan dan skalabilitas secara bersamaan tidaklah mudah, bahkan dianggap mustahil. Itulah sebabnya muncul istilah "trilema skalabilitas blockchain," yang menyatakan bahwa suatu blockchain hanya dapat mencapai dua keunggulan dan tidak pernah bisa menyempurnakan yang lainnya.
Mengapa? Karena jika jaringan blockchain fokus pada satu aspek, maka mereka harus mengorbankan yang lainnya. Jadi, mereka yang memiliki tingkat TPS yang tinggi, bisa saja lemah dalam hal keamanan atau desentralisasi, begitu pula sebaliknya.
Misalnya, Bitcoin dan Ethereum mengunggulkan desentralisasi dan keamanan tapi mengorbankan skalabilitas.