Square Hadirkan Pembayaran Bitcoin untuk Merchant, Dorong Adopsi Kripto Global
Square, perusahaan pemrosesan pembayaran milik Jack Dorsey di bawah Block Inc., meluncurkan fitur baru yang memungkinkan bisnis lokal menerima pembayaran menggunakan Bitcoin (BTC) langsung di titik penjualan (POS) dan menyimpannya di dompet digital terintegrasi. Langkah ini dinilai sebagai upaya besar untuk mempercepat penggunaan Bitcoin sebagai alat tukar global.
Diumumkan pada Rabu (9 Oktober), fitur baru bernama Square Bitcoin Payments ini memungkinkan para merchant menerima pembayaran Bitcoin dan secara otomatis mengonversi sebagian hasil penjualan mereka ke dalam BTC. Square akan menggratiskan biaya pemrosesan hingga tahun 2026, sebelum menerapkan biaya transaksi sebesar 1% mulai 1 Januari 2027.
Merchant dapat menyimpan Bitcoin mereka di dompet khusus yang terhubung langsung ke dasbor Square, tempat mereka juga bisa membeli, menjual, atau menarik aset tersebut. Saat ini, layanan tersebut hanya tersedia untuk penjual di Amerika Serikat, kecuali di negara bagian New York, dan belum dibuka untuk merchant internasional.
Langkah ini bisa menjadi tonggak penting bagi adopsi kripto yang lebih luas, mengingat lebih dari 4 juta merchant telah menggunakan platform pembayaran Square, menurut data perusahaan.
Square memang dikenal sebagai pendukung utama Bitcoin. Perusahaan ini sebelumnya telah mengumumkan rencana untuk meluncurkan layanan pembayaran BTC pada 2026 — selaras dengan strategi kripto Block Inc. serta visi CEO-nya, Jack Dorsey, yang merupakan pendukung Bitcoin sejak lama.
Sebelumnya, Dorsey telah mengintegrasikan perdagangan dan pembayaran Bitcoin ke dalam Cash App, layanan pembayaran peer-to-peer milik Block, serta memimpin proyek sistem penambangan Bitcoin open-source untuk menurunkan biaya energi di sektor mining yang intensif daya.
Menurut data industri, Block Inc. saat ini memegang 8.692 BTC, menjadikannya pemegang Bitcoin publik terbesar ke-13 di dunia.
Fokus Baru pada Pembayaran Kripto
Penggunaan mata uang kripto dalam sistem pembayaran kembali menjadi sorotan, didorong oleh lingkungan regulasi yang lebih positif di Amerika Serikat dan meningkatnya pengakuan terhadap aset digital sebagai kelas aset sah.
Square mengutip riset dari eMarketer, yang memperkirakan bahwa penggunaan kripto untuk pembayaran di AS akan tumbuh 82% antara 2024 dan 2026, menandakan momentum baru dalam sektor ini.
Survei terbaru dari YouGov juga menemukan bahwa konsumen di AS dan Inggris semakin melihat pembayaran sebagai kasus penggunaan utama untuk kripto. Studi tersebut menambahkan bahwa kemajuan kecerdasan buatan (AI) dapat mempercepat adopsi, karena berbagai alat AI kini mulai mengintegrasikan kemampuan finansial dan transaksi digital.
Hal ini sejalan dengan tren yang lebih luas, di mana agen AI (AI agents) diperkirakan akan dapat menerima dan melakukan transaksi kripto, terutama menggunakan stablecoin. Salah satu contohnya adalah Google’s Agent Payments Protocol, yang dirancang untuk memfasilitasi integrasi transaksi kripto di era ekonomi berbasis AI.
Sementara itu, raksasa pembayaran PayPal juga memperluas layanan kripto peer-to-peer (P2P)-nya, memungkinkan pengguna mengirim dan menerima pembayaran menggunakan Bitcoin (BTC), Ether (ETH), serta stablecoin PYUSD yang dipatok pada dolar AS.