Stablecoin Generasi Kedua: Mengubah Dollar Digital Jadi Aset Produktif
Stablecoin telah menjadi tulang punggung universal pasar digital. Setiap bulan, triliunan dolar mengalir melalui mereka. Secara global, stablecoin digunakan untuk menyelesaikan perdagangan, remitansi lintas negara, hingga menjadi tempat aman menyimpan dana onchain. Namun, meski adopsinya sangat luas, desain awal stablecoin hampir tidak berubah sejak 2014.
Dari Stablecoin 1.0 ke Stablecoin 2.0
Generasi pertama stablecoin memecahkan satu masalah: bagaimana menempatkan dolar digital yang andal di blockchain. Tether (USDT $1.00) dan kemudian USD Coin (USDC $0.9996) berhasil menghadirkan solusi itu.
Sederhana, didukung cadangan penuh, dan bisa ditebus, stablecoin generasi pertama memberi kripto stabilitas yang dibutuhkannya untuk berkembang. Namun, mereka bersifat statis, seperti dolar terkunci di brankas. Pemegang token tidak mendapat imbal hasil, sementara penerbit merebut semua keuntungan. Struktur ini cocok 10 tahun lalu, tetapi pada 2025 sudah tidak lagi memadai.
Kini, kita menyaksikan pergeseran besar. Jika gelombang pertama mendigitalkan dolar, gelombang kedua memonetisasi dolar. Imbal hasil tidak lagi hanya dimiliki penerbit, melainkan dipisahkan menjadi dua aliran terprogram: dolar digital likuid untuk pembayaran dan yield sebagai aset baru yang dapat disimpan, diperdagangkan, diagunkan, atau diinvestasikan kembali.
Dengan kata lain, token pembayaran sederhana kini berevolusi menjadi instrumen keuangan yang sah, bahkan bisa menjadi kendaraan tabungan di era digital.
Bukti Awal Perubahan
-
Franklin Templeton meluncurkan onchain money market fund yang mendeklarasikan pendapatan harian dan membayar dividen bulanan.
-
BlackRock’s BUIDL fund melampaui $1 miliar dalam tahun pertamanya, dengan distribusi dividen sepenuhnya onchain.
-
Protokol DeFi kini memungkinkan peminjam tetap menerima imbal hasil dari obligasi pemerintah AS sambil membuka likuiditas.
Semua ini bukan lagi eksperimen pinggiran, melainkan fondasi awal sistem keuangan baru di mana likuiditas dan pendapatan bisa berjalan berdampingan.
Struktur Dual Token: Inti Stablecoin 2.0
Stablecoin generasi kedua menggunakan struktur dual token:
-
Token pertama berfungsi sebagai dolar digital yang bisa dibelanjakan.
-
Token kedua merepresentasikan arus pendapatan dari aset dasar (collateral).
Collateral kini juga berkembang, tidak hanya dolar di rekening bank, tetapi juga portofolio aset dunia nyata berkualitas tinggi seperti obligasi pemerintah (treasuries), reksa dana pasar uang, kredit ter-tokenisasi, obligasi, hingga instrumen institusional lainnya.
Inovasi ini—memisahkan modal pokok dari yield sekaligus memperluas basis aset—mengubah dolar digital statis menjadi uang terprogram yang dimiliki komunitas, dengan pondasi lebih kuat dan kegunaan lebih luas.
Mengapa Penting
Implikasinya besar:
-
Penerbit stablecoin bisa menciptakan token yang berfungsi layaknya uang tunai sekaligus menangkap hasil dari cadangan yang mendukungnya.
-
Institusi tidak hanya menempatkan aset di tokenized Treasurys, tetapi juga menjadikannya alat keuangan dinamis, transparan, dan patuh regulasi.
-
Pemerintah dan perusahaan dapat menerbitkan stablecoin bermerek, didukung aset berkualitas tinggi, menciptakan sumber nilai baru yang tidak bisa ditawarkan mata uang fiat tradisional.
Bagi institusi besar, setiap dolar yang bergerak kini bukan hanya medium pertukaran, tetapi juga aset produktif.
Dorongan Regulasi Global
-
Eropa melalui MiCA (Markets in Crypto-Assets) sudah menjalankan kerangka penuh dengan penerbit berlisensi.
-
Hong Kong dan Singapura membuka jalan penggunaan komersial stablecoin.
-
AS sedang mematangkan RUU bipartisan, menandakan regulasi stablecoin hanya soal waktu.
Sementara itu, manajer aset terbesar dunia mulai men-tokenisasi cadangan, memberi institusi cara baru untuk memverifikasi collateral secara onchain.
Stablecoin kini ditempatkan sebagai infrastruktur inti keuangan global, setara dengan dampak kartu kredit terhadap perdagangan atau perdagangan elektronik terhadap pasar modal.
Gambaran Besar
-
Konsumen: akhirnya memegang dolar digital yang memberi manfaat, bukan hanya penerbit.
-
Institusi: mengubah kas menganggur menjadi alat finansial yang transparan dan menghasilkan pendapatan.
-
Pemerintah: dapat mengeluarkan mata uang digital nasional atau korporasi yang tetap menjaga kedaulatan sekaligus menciptakan nilai baru.
-
Ekosistem DeFi: memiliki building blocks dengan yield bawaan untuk mendukung inovasi dari derivatif hingga remitansi.