Cara Mendapatkan Passive Income Kripto dengan Stablecoin Ber-Yield di 2025
Poin Penting:
-
Stablecoin ber-yield mencakup model berbasis Treasury, DeFi, dan sintetis.
-
Hukum di AS dan Uni Eropa melarang penerbit membayar bunga langsung ke pemegang.
-
Reward dan rebase dikenakan pajak sebagai pendapatan saat diterima.
-
Risiko tetap ada: regulasi, pasar, kontrak pintar, dan likuiditas.
Pencarian passive income selalu mendorong investor ke aset seperti saham dividen, real estate, atau obligasi pemerintah.
Pada tahun 2025, kripto menghadirkan opsi baru: yield-bearing stablecoin. Token digital ini bukan hanya mempertahankan nilai terhadap dolar, tetapi juga dirancang menghasilkan pendapatan pasif langsung di dompet Anda.
Namun sebelum ikut serta, penting memahami apa itu stablecoin ber-yield, bagaimana hasilnya dihasilkan, serta aturan hukum dan pajak yang berlaku.
Apa Itu Stablecoin Ber-Yield?
Stablecoin tradisional seperti Tether (USDT $1.00) atau USDC ($0.9995) dipatok ke dolar tetapi tidak memberi imbal hasil. Stablecoin ber-yield berbeda: token ini otomatis menyalurkan return dari aset atau strategi dasar ke pemegang.
Ada tiga model utama di tahun 2025:
-
Tokenized treasuries & money market funds
Didukung aset aman seperti obligasi jangka pendek AS atau deposito bank. Yield dibagikan ke pemegang token melalui rebase (saldo bertambah) atau kenaikan nilai token. -
DeFi savings wrappers
Protokol seperti Sky (dulu MakerDAO) memungkinkan pengguna mengunci stablecoin DAI ($0.9998) untuk mendapat bunga di modul tabungan. Token turunan seperti sDAI membuat saldo Anda bertambah seiring waktu. -
Model sintetis
Stablecoin inovatif seperti sUSDe (Ethena) menghasilkan yield dari strategi derivatif, funding rate pasar kripto, atau staking. Potensi lebih tinggi, tapi risikonya juga lebih besar.
Cara Mendapatkan Passive Income dengan Stablecoin Ber-Yield
-
Pilih tipe stablecoin – konservatif (Treasury-backed), moderat (DeFi wrappers), atau agresif (synthetic).
-
Beli atau mint stablecoin – lewat CEX (dengan KYC) atau protokol langsung. Namun, beberapa penerbit membatasi akses geografis (misalnya AS dan UE).
-
Simpan di dompet – sebagian stablecoin menambah saldo otomatis (rebasing), sebagian naik nilainya seiring waktu.
-
Gunakan di DeFi – bisa ditaruh di lending, liquidity pool, atau vault untuk tambahan penghasilan (dengan risiko lebih tinggi).
-
Catat pendapatan – meski otomatis, kenaikan nilai dihitung sebagai pendapatan kena pajak.
Beberapa stablecoin menaikkan nilai token, bukan saldo. Hal ini bisa memengaruhi cara pajak dihitung.
Contoh Stablecoin Ber-Yield
-
USDY (Ondo Finance): catatan tokenisasi berbasis Treasury dan deposito bank, hanya untuk non-AS dengan KYC penuh.
-
sDAI (Sky): wrapper DAI di modul tabungan Maker, saldo tumbuh dengan tingkat bunga variabel.
-
sUSDe (Ethena): dolar sintetis stabilisasi long spot + short perpetual futures, hasil tergantung funding rate pasar.
-
BlackRock’s BUIDL: tokenisasi reksa dana pasar uang, bagi dividen bulanan, tapi hanya untuk investor institusi.
Regulasi Stablecoin di 2025
-
AS (GENIUS Act): melarang stablecoin pembayaran memberi bunga langsung. USDC & PYUSD tidak bisa memberi yield. Hanya investor terakreditasi atau offshore yang bisa akses versi ber-yield.
-
Uni Eropa (MiCA): memperlakukan stablecoin hanya sebagai instrumen pembayaran, bukan tabungan.
-
Inggris: aturan masih difinalisasi, tapi arahnya sama: stablecoin hanya untuk pembayaran.
Pesannya jelas: selalu cek legalitas di wilayah Anda sebelum membeli stablecoin ber-yield.
Pertimbangan Pajak
-
AS: reward, rebase, dan staking dianggap pendapatan biasa saat diterima. Penjualan berikutnya bisa memicu pajak capital gain. Tahun 2025, aturan baru mewajibkan Form 1099-DA.
-
UE & global: aturan DAC8 dan CARF membuat bursa wajib melaporkan transaksi otomatis mulai 2026.
-
Inggris: HMRC mengklasifikasi hasil DeFi sebagai pendapatan, plus pajak capital gain saat pelepasan token.
Risiko Stablecoin Ber-Yield
-
Regulasi: aturan bisa berubah cepat.
-
Pasar: yield sintetis bergantung pasar kripto yang volatil.
-
Operasional: kontrak pintar, kustodian, dan tata kelola bisa gagal.
-
Likuiditas: beberapa stablecoin hanya bisa ditebus oleh investor tertentu.
Kesimpulannya, yield stablecoin bisa menarik tapi bukan tanpa risiko. Pendekatan terbaik adalah diversifikasi, ukur porsi investasi dengan hati-hati, dan perlakukan stablecoin ber-yield sebagai produk investasi, bukan tabungan bebas risiko.