
Strategy Hentikan Pembelian Bitcoin, Ungkap Kerugian Tak Terealisasi Senilai $5,91 Miliar
Perusahaan teknologi Strategy Inc. (sebelumnya bernama MicroStrategy) tidak melakukan pembelian Bitcoin maupun penjualan saham biasa selama pekan ini, menandai penghentian sementara dari pola akumulasi kripto yang telah berlangsung lama. Dalam laporan resminya, perusahaan ini justru mengungkapkan mengalami kerugian tak terealisasi sebesar $5,91 miliar akibat penurunan pasar aset digital.
Penghentian pembelian ini memicu spekulasi di kalangan pengamat dan investor institusional. Dua kemungkinan yang muncul adalah: Strategy tengah menunggu kondisi pasar yang lebih menguntungkan, atau perusahaan terpaksa bersikap hati-hati karena tekanan kerugian yang signifikan.
Sejak dipimpin oleh Michael Saylor untuk mulai mengakumulasi Bitcoin, Strategy telah menjadi salah satu pemegang BTC terbesar di dunia. Selama 2025 saja, perusahaan ini telah menggelontorkan sekitar $2 miliar dalam dua pembelian besar. Namun, menurut dokumen Form 8-K terbaru, Strategy tidak membeli satu pun BTC pekan lalu dan tidak menjual saham apa pun.
Ini bukan kali pertama perusahaan ini menghentikan pembelian BTC tahun ini. Strategy juga sempat jeda pada Februari, namun kali ini situasinya dianggap lebih serius karena kekhawatiran akan resesi ekonomi di AS. Penghentian pembelian Bitcoin ini bisa menandakan pendekatan “wait and see” dari manajemen, seiring volatilitas pasar yang terus berlangsung dan dugaan bahwa harga Bitcoin belum mencapai titik terendah.
Seiring miliaran dolar menguap dari pasar kripto dan keuangan tradisional, perusahaan-perusahaan besar seperti Strategy turut menanggung beban kerugian. Beberapa analis bahkan menyebut langkah Strategy kali ini sebagai sinyal kehati-hatian untuk menghindari risiko lebih lanjut, terutama di tengah ketidakpastian arah pasar.
Lebih lanjut, dokumen keuangan menunjukkan bahwa Strategy kini menanggung kerugian tak terealisasi senilai $5,91 miliar dari kepemilikan Bitcoinnya. Hal ini memicu kekhawatiran soal likuiditas perusahaan, beban pajak, dan utang yang dinilai terlalu tinggi.
Di media sosial, sebagian komunitas mempertanyakan strategi jangka panjang Michael Saylor. “Rata-rata harga beli BTC oleh Saylor sekitar $67.500. Penurunan 15% saja sudah membuat MicroStrategy masuk zona merah dalam,” ujar Edward Farina dalam unggahan daring.
Sebagai salah satu perusahaan publik yang paling vokal dalam mendukung Bitcoin, langkah Strategy sangat diperhatikan oleh pasar. Jika perusahaan menjual BTC-nya, dampaknya diyakini akan sangat negatif bagi sentimen pasar kripto. Bahkan, saat ini beberapa pelaku pasar dikabarkan mulai mengembangkan instrumen ETF untuk bertaruh terhadap kemungkinan jatuhnya Strategy.
Hingga kini, Michael Saylor belum memberikan komentar resmi terkait kondisi pasar saat ini. Spekulasi berkembang bahwa perusahaan mungkin sedang menunggu momentum untuk kembali melakukan pembelian besar jika harga Bitcoin mencapai dasar baru. Namun, ada pula yang menilai Strategy mungkin tengah “terkunci,” tak mampu bertindak karena tekanan keuangan internal.