
Supercycle Kejahatan Kripto: Memecoin Politikus dan Kasus Hukum yang Dihentikan Dorong Lonjakan Penipuan
Lonjakan aktivitas penipuan dalam industri kripto yang disebut sebagai “supercycle kejahatan” mulai menarik perhatian penyelidik blockchain. Menurut para ahli, fenomena ini diperparah oleh promosi memecoin oleh tokoh politik seperti Donald Trump, regulasi yang lamban, serta kasus hukum yang dihentikan oleh regulator Amerika Serikat.
ZachXBT: Penipu Kripto Kini Makin Berani
Dalam unggahan di platform X pada Kamis (20 Juni), ZachXBT, penyelidik kejahatan blockchain terkemuka, menyebut bahwa eksploitasi di dunia kripto kini mengalami peningkatan signifikan.
“Penyalahgunaan dalam kripto memang selalu ada, tapi lonjakannya sangat terasa sejak politikus meluncurkan memecoin dan banyak kasus hukum dibatalkan. Ini semakin melegitimasi perilaku penipuan.”
Ia menyoroti bahwa banyak influencer dan tokoh penting di kripto tidak pernah menghadapi konsekuensi atas penipuan yang mereka lakukan terhadap para pengikut mereka.
Namun, ZachXBT menambahkan bahwa saat ini sebenarnya bukan waktu yang tepat untuk aktivitas berisiko tinggi seperti black hat, phishing, social engineering, dan perampokan siber, karena pengawasan makin ketat terhadap pelaku kelas berat—berbeda dengan "gray hat" yang masih mendapat toleransi lebih besar.
Kurangnya Regulasi dan Penegakan Hukum
ZachXBT juga mengkritik lemahnya regulasi kripto yang gagal menindak proyek-proyek yang tidak transparan, termasuk iklan berbayar terselubung dan penawaran palsu.
“Jika regulator sejak awal menargetkan proyek manipulatif, bukan justru mengincar pengembang open source atau protokol terdesentralisasi besar, semua ini tak akan separah sekarang.”
Menurut laporan Hacken bulan April 2025:
-
Total kerugian akibat peretasan kripto Q1 2025: lebih dari $2 miliar
-
Phishing scams: mencapai $96 juta
-
Rug pulls: melebihi $300 juta
Taylor Monahan: Penipu Masih Diuntungkan, Jadi Tak Akan Berhenti
Peneliti blockchain Taylor Monahan menegaskan bahwa selama pelaku penipuan masih bisa meraup untung besar, tidak ada alasan bagi mereka untuk berhenti.
“Tidak ada hambatan sosial, finansial, atau hukum. Penipuan ini terlalu mudah dan hasilnya instan.”
Ia menggambarkan dunia kripto saat ini dalam kondisi “berantakan” karena terlalu banyak menyimpan scammer profesional dari siklus sebelumnya, mulai dari penipu asmara, aktor negara seperti Korea Utara, hingga penyedia malware dan ransomware.
“Jika kripto lenyap besok, para pelaku ransomware-lah yang akan paling dirugikan,” katanya.
Sebagian Penipu Mulai Ditindak Hukum
Meski banyak pelaku masih bebas berkeliaran, ada pula yang berhasil ditangkap. Dalam pengumuman Rabu lalu, Departemen Kehakiman AS mengumumkan bahwa Secret Service menyita lebih dari $225 juta yang terkait dengan penipuan investasi kripto.
Sementara pada Mei lalu, seorang warga Selandia Baru ditangkap karena terlibat dalam jaringan penipuan global yang meraup hingga NZ$450 juta (setara $265 juta).