
Tether Luncurkan Alloy, Stablecoin Dolar 'Sintetis' yang Didukung Emas
Tether, perusahaan di balik stableoin USDT, telah meluncurkan jenis stablecoin baru bernama Alloy (aUSDT). Alloy menggunakan emas sebagai cadangan utamanya, namun nilainya masih dipatok pada dolar AS. Ini berarti 1 aUSDT selalu bernilai sekitar USD $1.
Tether menjelaskan bahwa aset terikat seperti ini dirancang untuk mempertahankan harga yang stabil dengan dipatok pada aset dunia nyata, seperti dolar AS.
Untuk mencapai stabilitas harga, Tether menggunakan teknik yang disebut over-collateralization. Artinya, mereka menyimpan aset yang lebih berharga (dalam hal ini emas) daripada total nilai token aUSDT yang diterbitkan. Hal ini memberikan penyangga jika nilai emas berfluktuasi.
Alloy akan didukung oleh Tether Gold (XAUt), token yang mewakili kepemilikan emas fisik yang disimpan di Swiss, yang memiliki kapitalisasi pasar sebesar $570 juta.
Pada dasarnya, Alloy diklasifikasikan sebagai dolar “sintetis”, yang bertujuan untuk mereplikasi nilai dan kegunaan dolar AS tanpa memiliki cadangan dolar secara langsung.
Mengutip laporan cryptonews.com, Alloy ditujukan untuk pengguna yang ingin menggunakan kripto untuk pembayaran dan pengiriman uang, tetapi tetap ingin mempertahankan kepemilikan token mereka yang didukung emas tanpa perlu menjualnya.
Investor dapat mencetak token Alloy dengan menyetorkan Tether Gold sebagai jaminan. Pengguna perlu menyetorkan jaminan lebih dari nilai token yang ingin dibuat. Batas maksimum pembuatan token adalah 75% dari nilai jaminan.
Penerbitan aset ini diawasi oleh Moon Gold NA dan Moon Gold El Salvador, yang beroperasi di bawah National Commission of Digital Assets (CNAD) El Salvador.
Peluncuran stablecoin ini terjadi setelah perselisihan publik antara CEO Tether dan CEO Ripple di bulan Mei. Pada saat itu, CEO Tether Paolo Ardoino membantah kekhawatiran CEO Ripple tentang potensi tindakan pemerintah terhadap Tether. Menariknya, Ripple juga akan merilis stablecoin mereka sendiri di bulan Juni.