Twitter Masih Belum Menghasilkan Uang untuk Elon Musk
Twitter sedang menghadapi kesulitan keuangan, dan masih belum memberikan keuntungan pada pemilik barunya, Elon Musk.
Penurunan pendapatan iklan, dan tumpukan utang perusahaan adalah penyebab utama kegagalan Twitter untuk menghasilkan arus kas positif.
Pendapatan Iklan Twitter Menyusut
Meskipun Musk telah mengambil langkah-langkah penghematan yang agresif, Twitter ternyata masih merana dalam kesulitan keuangan.
Salah satu penyebab utamanya adalah menyusutnya pendapatan iklan hingga 50%. Menurut proyeksi, Twitter diperkirakan akan menghasilkan $3 miliar tahun ini, menurun signifikan dari $5,1 miliar yang dihasilkan pada tahun 2021.
Dalam upaya membalikkan keadaan, Twitter mempekerjakan Linda Yaccarino, yang sebelumnya dari NBCUniversal. Di bawah kepemimpinan Yaccarino, perusahaan menjalin kemitraan dengan berbagai pihak. Dan untuk menarik lebih banyak conten creator, Twitter mengumumkan bahwa conten creator terpilih berhak menerima sebagian dari pendapatan iklan.
Di tengah penurunan pendapatan iklan, Twitter juga harus membayar bunga tahunan sebesar $1,5 miliar, yang yang timbul dari hutang dalam kesepakatan akuisisi $44 miliar perusahaan pada akhir tahun 2022.
Akibatnya, harapan bahwa Twitter akan mencapai arus kas positif pada bulan Juni, seperti yang diusulkan Musk pada bulan Maret, tetap tidak terpenuhi.
Padahal, perusahaan telah mengurangi ribuan karyawannya dan melakukan pemotongan biaya non-utang menjadi $1,5 miliar, turun dari prospektif $4,5 miliar pada tahun 2023.
Kesengsaraan Twitter tidak terbatas pada masalah moneter saja. Platform ini mendapat kecaman karena Musk menerapkan beberapa perubahan pada struktur dan produk perusahaan.
Perubahan tersebut termasuk pengenalan Twitter Blue, penawaran langganan premium yang memungkinkan pengguna memverifikasi identitas mereka dengan membayar biaya bulanan, dan cara baru bagi pengguna untuk memonetisasi konten mereka.