AI Terbukti Lebih Jago Berdebat Dibanding Manusia
Kecerdasan buatan (AI) kini terbukti jauh lebih ampuh dalam memengaruhi pendapat seseorang dibanding manusia, asalkan memiliki informasi dasar tentang lawan debatnya. Temuan ini diungkap dalam studi terbaru yang dipublikasikan di jurnal Nature Human Behavior.
Dalam penelitian tersebut, peneliti menggunakan GPT-4 (model AI dari OpenAI) dan hasilnya menunjukkan kemampuan persuasif yang secara signifikan lebih unggul dibandingkan manusia, terutama ketika dipersenjatai dengan data demografis dasar seperti usia, jenis kelamin, etnis, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan afiliasi politik.
“Dalam pasangan debat di mana AI dan manusia tidak sama-sama persuasif, GPT-4 dengan personalisasi lebih meyakinkan sebanyak 64,4% dari waktu,” tulis para peneliti. Ini setara dengan peningkatan relatif sebesar 81,2% dalam kemungkinan terjadinya perubahan pendapat pasca-debat dibandingkan debat antarmanusia.
Studi ini melibatkan 900 peserta yang berdebat mengenai isu-isu sosial-politik dengan baik AI maupun manusia. Hasilnya, AI tanpa personalisasi tampil setara dengan manusia, tetapi begitu diberi informasi pribadi dasar, AI menunjukkan keunggulan yang jelas.
“GPT-4 tidak hanya mampu memanfaatkan informasi pribadi untuk menyesuaikan argumen, tetapi juga melakukannya jauh lebih efektif dibanding manusia,” ungkap laporan studi tersebut.
Secara teknis, kemampuan AI ini berasal dari penggunaan logika dan analisis yang lebih kuat dibanding manusia. Jika manusia cenderung bersandar pada kisah personal dan emosi, GPT-4 lebih konsisten dalam menyampaikan fakta dan argumen yang terstruktur.
Meskipun sekitar 75% peserta debat bisa mengenali lawan debat AI, mereka justru lebih sering keliru saat mengidentifikasi lawan manusia, dengan tingkat keberhasilan serupa lemparan koin.
Lebih mencengangkan lagi, peserta debat lebih mudah dipengaruhi saat mereka mengira lawan debatnya adalah AI, terlepas dari kenyataan sebenarnya. AI juga paling efektif dalam memengaruhi opini pada isu-isu yang belum sepenuhnya diyakini peserta, dengan kata lain, ketika opini mereka masih lemah atau moderat.
Peneliti menekankan bahwa dengan informasi demografis minimal, yang bahkan lebih sedikit dari data yang biasanya dikumpulkan oleh media sosial, AI mampu menyusun argumen yang sangat spesifik dan meyakinkan.
Penelitian ini muncul hanya beberapa hari setelah Universitas Zurich menuai kritik akibat eksperimen rahasia mereka menggunakan bot AI di Reddit dari November 2024 hingga Maret 2025. Bot-bot tersebut menyamar sebagai persona palsu, termasuk korban pemerkosaan, konselor trauma, hingga pria kulit hitam yang menentang gerakan Black Lives Matter, dan berhasil mengubah pendapat pengguna dalam berbagai kasus.
Petinggi Reddit, termasuk Kepala Hukum Ben Lee, mengutuk eksperimen itu sebagai sesuatu yang "sangat keliru secara moral dan hukum." Moderator subreddit yang menjadi sasaran, r/ChangeMyView, juga menegaskan penolakan terhadap bentuk penipuan seperti ini.
Seorang pengguna Reddit berkomentar bahwa jika eksperimen ini dilakukan oleh akademisi, kemungkinan besar metode serupa sudah lebih dulu digunakan oleh pemerintah dan kelompok berkepentingan.
Para peneliti mengakui kekhawatiran tersebut dan memperingatkan potensi penyalahgunaan AI untuk manipulasi opini berskala besar. “Temuan kami menunjukkan kekuatan persuasi AI berbasis LLM dan dampaknya terhadap tata kelola serta desain platform daring,” ujar mereka.]