
Akun Instagram Migos Diretas untuk Memeras Co-Founder Solana dengan Tuntutan 40 BTC
Akun Instagram mantan grup rap Amerika, Migos, diretas pada 27 Mei dalam dugaan upaya pemerasan terhadap Raj Gokal, salah satu pendiri blockchain Solana.
Menurut laporan dari Cointelegraph, akun tersebut memposting setidaknya tujuh gambar yang kemudian dihapus. Dua di antaranya tampak menampilkan Gokal memegang paspor dan SIM miliknya, dengan detail pribadi yang terlihat jelas.
Salah satu gambar bertuliskan caption yang menyebut: "you should’ve paid the 40 BTC", sementara gambar lain menambahkan, "it was only 40 BTC.. should’ve paid". Hal ini mengindikasikan percobaan pemerasan dengan permintaan tebusan 40 Bitcoin.
Sebuah foto lainnya menampilkan seseorang yang diduga istri Gokal memegang SIM, dan dua gambar tambahan memuat informasi pribadi seperti nomor telepon dan alamat email.
Modus Serupa KYC, Tapi Asal Gambar Belum Diketahui
Gaya foto yang menampilkan dokumen identitas secara langsung ke kamera sering kali digunakan dalam proses verifikasi Know Your Customer (KYC) di bursa kripto. Namun, hingga kini belum diketahui asal-usul gambar yang tampak memperlihatkan Gokal dan istrinya.
Apakah data ini hasil peretasan database KYC, kebocoran dari platform kripto, atau bahkan hasil manipulasi AI seperti deepfake masih belum jelas.
Pihak Solana Foundation dan Gokal belum memberikan pernyataan resmi terkait insiden ini.
Gokal Sudah Peringatkan Sebelumnya
Seminggu sebelum insiden, tepatnya pada 20 Mei, Gokal telah memperingatkan pengikutnya di X (Twitter) bahwa ia menjadi target percobaan peretasan email dan akun media sosial.
"Para penyerang mencoba mengambil alih akun saya," tulisnya. Ia menyarankan para pengikut untuk berhati-hati terhadap postingan yang mencurigakan.
Deepfake dan Kebocoran KYC Jadi Sorotan
Meskipun belum dikonfirmasi apakah gambar tersebut merupakan hasil manipulasi AI, kasus deepfake dalam dunia kripto memang semakin meningkat.
Pada April lalu, podcaster kripto Scott Melker mengaku bahwa scammers membuat versi palsu SIM miliknya dan berhasil menipu korban hingga kehilangan $4 juta.
Selain itu, praktik pengumpulan dan penyimpanan data KYC oleh bursa kripto juga tengah disorot.
Awal bulan ini, Coinbase digugat oleh penggunanya karena diduga melanggar undang-undang privasi biometrik. Gugatan menyebut bahwa Coinbase tidak mengungkapkan penggunaan vendor pihak ketiga untuk memverifikasi ID pelanggan.
Insiden ini menyoroti dua isu penting dalam dunia kripto modern: lemahnya keamanan data pribadi (terutama data KYC) dan risiko baru dari teknologi deepfake. Dengan meningkatnya ancaman digital, komunitas kripto dan regulator perlu memperketat perlindungan identitas pengguna.