Tokenisasi Saham DAT Tingkatkan Risiko Investor, Peringatan dari Eksekutif Kripto
Perusahaan Digital Asset Treasury (DAT) yang men-tokenisasi saham mereka di blockchain justru memperbesar risiko bagi investor dan bisnis itu sendiri, menurut sejumlah eksekutif industri kripto.
“Blockchain beroperasi 24 jam sehari, 7 hari seminggu, sedangkan pasar tradisional memiliki jam perdagangan terbatas,” kata Kadan Stadelmann, Chief Technology Officer di platform bursa terdesentralisasi Komodo.
Pergerakan harga tajam di blockchain yang terjadi di luar jam perdagangan tradisional dapat memicu aksi jual besar-besaran pada saham perusahaan treasury yang memiliki saham dalam bentuk token maupun tradisional, sebelum perusahaan sempat merespons dampak harga tersebut.
Selain itu, risiko kontrak pintar — seperti eksploitasi kode atau peretasan — bisa mengancam dana yang disimpan oleh perusahaan treasury kripto serta saham yang ditokenisasi, sehingga semakin memperbesar risiko, tambah Stadelmann.
Kanny Lee, CEO dari bursa terdesentralisasi SecondSwap, menambahkan:
“Men-tokenisasi ekuitas DAT menciptakan sintetis di atas sintetis. Investor terekspos dua kali — pertama pada volatilitas aset kripto milik treasury, dan kedua pada kompleksitas ekuitas korporasi, tata kelola, serta hukum sekuritas. Itu lapisan risiko yang besar pada aset yang sudah volatil.”
Tokenisasi Saham Meningkat, Tapi Regulasi Masih Abu-Abu
Popularitas saham yang ditokenisasi terus meningkat, dengan puluhan perusahaan kini menawarkan saham versi blockchain. Sementara itu, Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) tengah mengeksplorasi konsep pasar modal 24/7, namun ketidakjelasan hukum membuat saham tokenisasi masih berada di zona abu-abu regulasi.
SEC dan Bursa Saham AS Dorong Tokenisasi dan Perdagangan 24 Jam
SEC AS sedang mempelajari sistem perdagangan saham berbasis blockchain untuk memodernisasi sistem lama yang masih berhenti beroperasi di malam hari, akhir pekan, dan hari libur, serta memiliki waktu penyelesaian transaksi yang lama dibandingkan teknologi aset digital.
Pejabat SEC dikabarkan sedang mempertimbangkan untuk mengizinkan bursa kripto teregulasi menawarkan perdagangan saham tokenisasi bagi investor ritel di Amerika Serikat.
Bursa saham tradisional seperti Nasdaq dan New York Stock Exchange (NYSE) juga berupaya memperluas jam perdagangan agar dapat bersaing dengan pasar kripto yang beroperasi tanpa henti.
Pada Maret lalu, Nasdaq mengumumkan rencana untuk membuka perdagangan 24 jam selama 5 hari dalam seminggu, dengan target peluncuran pada paruh kedua tahun 2026.