
Apa itu Semi-Fungible Token (SFT), Apa Bedanya Dengan NFT
Dalam beberapa tahun terakhir, dunia telah menyaksikan ledakan popularitas Non-Fungible Token (NFT). Selain itu, ada juga yang disebut Semi-Fungible Token (SFT) Yuk simak artikel ini untuk mengetahui apa itu SFT dan apa bedanya dengan NFT.
Apa Itu SFT?
Semi-Fungible Token (SFT) adalah bentuk token baru yang menggabungkan sifat token fungible dan non-fungible. Token ini bekerja seperti token biasa (seperti uang digital) sampai digunakan. Sebagai ilustrasi, bayangkan kartu hadiah pusat perbelanjaan: sebelum digunakan, kartu ini bisa ditukar dengan kartu identik lainnya. Namun setelah digunakan, nilainya hilang dan tidak bisa dipertukarkan kembali. Di situlah sifat non-fungible muncul.
SFT dikembangkan menggunakan standar ERC-1155, yang memungkinkan satu kontrak pintar mengelola berbagai jenis token sekaligus. Ini memberikan fleksibilitas tinggi dan efisiensi dalam transfer aset digital. Tidak seperti NFT yang harus ditransfer satu per satu, SFT mendukung transfer massal dalam satu transaksi, sehingga mengurangi kemacetan jaringan, biaya gas, dan emisi karbon.
Salah satu keunggulan penting SFT adalah kemampuannya membalikkan transaksi yang salah kirim. Dalam token biasa, jika aset dikirim ke alamat yang salah, aset tersebut hilang selamanya. Namun dengan SFT, transaksi dapat dibatalkan jika terjadi kesalahan, memberikan tingkat keamanan yang lebih tinggi.
Apa itu NFT
Di sisi lain, NFT adalah sertifikat keaslian digital yang melekat pada data digital tertentu, seperti gambar, video, atau audio. Istilah "non-fungible" berarti setiap token bersifat unik dan tidak dapat dipertukarkan secara setara. Misalnya, tiket bioskop memiliki kursi yang berbeda, sehingga tidak bisa ditukar tanpa mengubah nilainya.
NFT tidak dapat dipecah menjadi bagian-bagian kecil seperti mata uang kripto. Mereka hadir sebagai satu entitas utuh dan tidak dapat dibagi. NFT diciptakan dan disimpan di blockchain, yang berfungsi sebagai buku besar digital yang tidak dapat diubah. Dengan teknologi ini, setiap NFT memiliki sertifikat keaslian permanen dan tak dapat dihapus atau dimanipulasi.
Mayoritas NFT saat ini menggunakan standar ERC-721 di jaringan Ethereum. Standar ini memungkinkan pembuatan dan perdagangan NFT dengan atribut unik. Keunggulannya, pencipta dapat menambahkan informasi seperti keaslian dan riwayat kepemilikan. Namun, kelemahannya adalah efisiensi transfer yang rendah. Setiap NFT harus ditransfer satu per satu, yang memperbesar biaya gas, memperlambat proses, dan berdampak pada lingkungan.
NFT telah digunakan secara luas dalam industri seni, musik, dan gim. Mereka memungkinkan seniman dan kreator untuk menjual karya tanpa perantara, serta memungkinkan pemain gim untuk memiliki dan menghasilkan uang dari aset digital.
Penggunaan SFT Saat Ini
SFT masih dalam tahap awal adopsi dan saat ini banyak digunakan dalam industri gim. Token ini pertama kali dikembangkan oleh tim di balik Enjin, platform blockchain untuk gim. Di dunia gim, SFT memungkinkan pencipta untuk menawarkan item yang memiliki fungsi ganda, sebagai aset yang bisa ditukar maupun dikoleksi.
Dengan SFT, pemain dapat dengan mudah menukar item gim biasa menjadi NFT atau sebaliknya. Fleksibilitas ini membuka jalan bagi ekosistem ekonomi digital yang lebih dinamis dan efisien.
Tantangan dan Potensi
Meski NFT sempat mencapai puncak popularitas di tahun 2021, banyak yang khawatir pasar ini terlalu bergantung pada spekulasi dan harga yang terlalu tinggi. Sementara itu, SFT masih dianggap sebagai solusi khusus dalam dunia gim dan belum merambah ke sektor yang lebih luas.
Namun, tokenisasi adalah proses yang tidak bisa dihentikan. Ini sudah mulai mengubah cara kerja berbagai industri. Seniman bisa menjual karya langsung ke pembeli tanpa perantara. Brand besar bisa menggunakan NFT atau SFT untuk menjangkau penggemar dengan cara baru. Dan jutaan pemain gim di seluruh dunia kini dapat memperoleh penghasilan dari aset digital mereka.