
Keruntuhan SVB Berdampak Besar Terhadap Volume Perdagangan NFT
Volume perdagangan non-fungible token (NFT) mengalami pukulan berat setelah Silicon Valley Bank (SVB) ditutup. Jumlah trader yang aktif juga berkurang, karena mereka mengkhawatirkan dampak kejatuhan bank besar tersebut.
Menurut laporan DappRadar, Volume perdagangan NFT berkisar antara $68 juta hingga $74 juta menjelang keruntuhan SVB pada 10 Maret. Namun angkanya turun drastis menjadi $36 juta pada 12 Maret. Laporan itu juga menyoroti bahwa jumlah trader aktif pada 11 Maret hanya 11.440 orang, terendah sejak November 2021. Penurunan tersebut disertai dengan berkurangnya jumlah NFT yang terjual.
Salah satu koleksi yang paling terdampak dari kejatuhan SVB adalah Moonbirds, yang kehilangan sekitar 18% nilainya. Seorang kolektor besar NFT ini menjual 500 Moonbird miliknya pada hari Sabtu, dan mengalami kerugian lebih dari 700 ETH, atau sekitar Rp 18,4 miliar juta.
Namun, tidak semua koleksi NFT terpengaruh. Proyek-proyek dari Yuga Labs seperti Bored Ape Yacht Club (BAYC) dan CryptoPunks, hanya mengalami sedikit penurunan harga pada hari Sabtu, tapi kembali naik dengan cepat.
“Recovery-nya cepat, menunjukkan ketahanan NFT blue chip ini,” kata DappRadar.
Karena ketangguhannya, seorang pengguna Twitter membandingkan CryptoPunks dengan USDC yang mengalami depeg setelah keruntuhan SVB, dengan mengatakan bahwa NFT itu lebih stabil daripada stablecoin.
Harga BAYC dan CryptoPunks yang stabil tampaknya dipengaruhi oleh konfirmasi Yuga Labs yang mengaku hanya memiliki sedikit dana di SVB.
Namun seorang analis di DappRadar, Sara Gherghelas mengatakan bahwa kesuksesan Yuga Labs diperkuat oleh investasinya di CryptoPunks serta kemampuannya untuk membangun komunitas.
“Mereka memiliki roadmap yang sangat jelas, tim terlihat, dan mereka memutuskan untuk memberikan proyek yang bagus setelah ekosistem Ape,” kata Gherghelas. “Mereka terus membangun. Mereka menunjukkan bahwa jika Anda menjadi bagian dari komunitas mereka, mereka punya begitu banyak tunjangan dan manfaat.”