Menurut laporan oleh manajer aset ARK Invest yang dirilis pada 18 Juli, Bitcoin telah mengalami oversold (jenuh jual) pada bulan Juni setelah pemerintah Jerman memulai penjualan 50.000 BTC sitaan. Penjualan tersebut mengirim harga Bitcoin anjlok dari $70.000 pada awal Juni, ke harga terendah di bawah $54.000 selama penurunan singkat di bulan Juli.

"Berdasarkan laba/rugi terealisasi pemegang jangka pendek dan arus keluar penambang, Bitcoin tampak oversold," bunyi laporan tersebut, yang berfokus pada periode hingga 30 Juni tetapi mencakup data yang lebih baru. "Tingkat arus keluar penambang saat ini menunjukkan bahwa penambang menyerah, pertanda bullish reversal."

Lebih lanjut, laporan ARK Invest menyatakan bahwa minat investor terhadap exchange-traded fund (ETF) Bitcoin yang terus meningkat juga merupakan sinyal positif lainnya. Laporan tersebut menyoroti bahwa aksi jual tajam BTC tidak memicu eksodus massal dari ETF spot BTC. Per 30 Juni, penurunan harga spot BTC melampaui persentase perubahan 30 hari dalam aliran ETF BTC sebesar 17,3%.

Lalu pada bulan Juli, ETF Bitcoin menyaksikan aliran masuk bersih senilai miliaran dolar. Menurut CoinShares, sekitar $1,35 miliar masuk ke dalam dana tersebut pada minggu yang berakhir 15 Juli. Ini menunjukkan minat investor terhadap aset kripto ini masih tinggi, meskipun harga Bitcoin sempat mengalami penurunan tajam.

Namun, ARK Invest menyebutkan bahwa ada beberapa risiko yang dapat menghambat Bitcoin untuk mengalami kenaikan harga, salah satunya data ekonomi global. Penurunan daya tahan perusahaan dalam menentukan harga (pricing power) mengindikasikan pelemahan ekonomi, dan ini dapat berdampak negatif pada Bitcoin.

Selain itu, harga Bitcoin juga berpotensi tertekan oleh rencana pembayaran sekitar $9 miliar dalam bentuk BTC oleh Mt. Gox, bursa kripto yang bangkrut, kepada para krediturnya. Namun, analis industri memperkirakan bahwa para kreditor Mt. Gox mungkin akan memilih untuk menahan kepemilikan BTC mereka, sehingga mengurangi tekanan jual di pasar yang lebih luas.