Astrologi Bisa Membuat Kamu Jadi Trader Kripto Lebih Baik, Mitos atau Fakta?
Saat banyak trader sibuk dengan grafik Fibonacci atau Bollinger Bands, ada kelompok yang percaya bahwa harga kripto bisa diprediksi melalui astrologi kripto.
Di Amerika Serikat saja, layanan “psikis” yang mencakup astrologi dan ramalan sudah menjadi bisnis senilai $2,2 miliar, dengan prediksi bisa tumbuh menjadi $22,8 miliar pada tahun 2031.
Menurut survei Pew Research Center terhadap 9.593 warga AS, sekitar 28% responden mengaku setidaknya sekali dalam setahun berkonsultasi dengan astrologi pada 2024. Di media sosial, banyak trader saham dan kripto mengklaim mereka menggunakan “higher self” untuk meraih keuntungan di pasar.
Pro dan Kontra Astrologi Kripto
Meski begitu, astrologi juga menuai kritik. Craig Cobb, trader harian profesional sekaligus analis teknikal, menegaskan dirinya tidak pernah — bahkan seumur hidup — menggunakan astrologi sebagai dasar trading.
“Bagi saya, itu tidak masuk akal. Saya lebih baik memancing di bulan daripada trading berdasarkan astrologi,” ujar Cobb.
Namun, sejumlah astrolog kripto percaya metode ini efektif. Mereka berargumen bahwa seperti gravitasi bulan yang memengaruhi pasang surut laut, pergerakan planet dan bintang juga memicu perubahan energi yang berdampak pada perilaku manusia — termasuk keputusan finansial di pasar.
Astrologi dan Prediksi Harga Bitcoin
Salah satu astrolog kripto populer, Crypto Damus, dengan lebih dari 50.000 pengikut di X, mengklaim berhasil memprediksi tiga puncak harga Bitcoin pada 2024 serta penurunan panjang di musim panas, hanya dengan membaca posisi planet.
Ia juga menyebut berhasil memperkirakan aksi jual Bitcoin pada awal 2025 lewat analisis “transiting Saturn conjunctions” di natal chart Bitcoin. Menurutnya, Saturnus adalah simbol ketakutan dan memberi sinyal pasar bearish, sementara Jupiter melambangkan kelimpahan dan bisa menjadi penanda siklus bullish.
Bukti Akademis dan Skeptisisme
Beberapa penelitian memberi sedikit dukungan pada teori ini. Studi tahun 2006 dari University of Michigan menemukan bahwa pengembalian saham cenderung 3%-5% lebih rendah pada periode sekitar bulan purnama di 48 negara. Studi lain dari University of Portsmouth tahun 2013 juga menemukan indikasi fase bulan berpengaruh pada pasar saham.
Namun, para peneliti juga mengakui korelasi itu bisa saja kebetulan. Skeptis berpendapat astrologi kripto tidak lebih valid daripada metode eksentrik lain seperti tarot atau bahkan hamster yang pernah dipakai untuk trading kripto.
Bagaimana Cara Kerjanya?
Astrolog kripto biasanya membuat natal chart untuk sebuah aset digital, seperti Bitcoin yang memiliki blok genesis bertanggal 3 Januari 2009. Dari chart ini, mereka memetakan pergerakan planet ke depan menggunakan ephemeris, lalu membandingkannya dengan data historis pasar.
Dengan cara itu, mereka percaya bisa menemukan pola kosmik yang selaras dengan pergerakan harga nyata — meski tentu saja, efektivitasnya masih diperdebatkan.