
Binance Dihantam Gugatan $1 Miliar di AS
Lima hari setelah Binance dan CEO-nya Changpeng Zhao (CZ) digugat oleh Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas Amerika Serikat (CFTC) atas dugaan pelanggaran perdagangan, bursa kripto ini dihantam gugatan baru senilai $1 miliar dengan tuduhan mempromosikan aset yang tidak terdaftar sekuritas.
Tindakan hukum itu diprakarsai oleh tiga warga Amerika, dan diajukan oleh Firma Hukum Moscowitz and Boies Schiller Flexner pada hari Jumat (31/03).
Dalam gugatannya mereka mengklaim bahwa Binance terlibat dalam perdagangan sekuritas yang tidak terdaftar dan membayar influencer untuk mempromosikan layanan tersebut secara tidak sah. "Ini adalah contoh klasik dari pertukaran terpusat yang mempromosikan penjualan keamanan yang tidak terdaftar," demikian bunyi gugatan mereka.
Penggugat juga mengklaim bahwa influencer yang mempromosikan sekuritas tidak terdaftar harus bertanggung jawab atas kerugian pelanggan. Ada tiga influencer yang diseret dalam gugatan ini, yaitu bintang NBA Miami Heat Jimmy Butler, dan youTuber Graham Stephan dan Ben Armstrong (BitBoy Crypto).
Gugatan tersebut menuntut agar Binance dan para influencer membayar ganti rugi kepada investor yang terkena dampak sebesar $1 miliar. Mereka menilai bahwa promotor dan bursa yang memfasilitasi perdagangan aset bertanggung jawab atas kerugian pelanggan.
Menariknya, gugatan tersebut menegaskan bahwa investor tidak diharuskan untuk membuktikan bahwa iklan mereka mempengaruhi para korban. Dan, meskipun saat ini hanya tiga warga Amerika yang mengajukan klaim, firma hukum tersebut menyatakan bahwa jutaan orang mungkin memenuhi syarat untuk mendapatkan ganti rugi. Karena itu, mereka berencana untuk menggugat lebih banyak influencer Binance di masa mendatang.
Dugaan Menyembunyikan Ikatan dengan China
Selain masalah sekuritas yang tidak terdaftar, masalah lain mengelilingi Binance. Laporan terbaru Financial Times menuduh CZ dan eksekutif Binance lainnya menyembunyikan koneksi bursa tersebut dengan China. Misalnya, dalam grup pesan perusahaan pada November 2017, Zhao menyatakan, "Kami tidak lagi mempublikasikan alamat kantor kami... orang-orang di China dapat langsung mengatakan bahwa kantor kami tidak berada di China."
Terlepas dari tuduhan ini, Binance telah menyatakan bahwa perusahaannya memang tidak beroperasi di China dan mereka tidak memiliki teknologi apa pun, baik server atau data yang berbasis di China.
Menurut Binance, 8.000 karyawan tetapnya tinggal di seluruh Eropa, Amerika, Timur Tengah, Afrika, dan Asia-Pasifik.