
Bitcoin Melemah, Perusahaan Mining Kripto di AS Rugi Besar
Perusahaan mining Bitcoin di Amerika Serikat mengalami kerugian besar akibat anjloknya harga aset kripto tersebut. Menurut laporan terbaru JP Morgan, kapitalisasi pasar dari 14 perusahaan mining Bitcoin terbesar di AS turun 22%—atau setara dengan $6 miliar—selama Februari 2025.
Laporan tersebut menyebutkan beberapa perusahaan yang mengalami penurunan signifikan, termasuk Core Scientific, Greenidge, dan MARA Holdings. Selain itu, pendapatan dari perusahaan-perusahaan mining Bitcoin juga menurun. Para analis JP Morgan memperkirakan bahwa rata-rata pendapatan harian dari reward blok bagi para miner mencapai $54.300 per exahash per detik (EH/s) pada Februari, turun 5% dibandingkan bulan sebelumnya.
Harga Bitcoin sendiri telah merosot 10% dalam 30 hari terakhir dan saat ini diperdagangkan di level $87.300, menurut data dari CoinGecko. Bahkan, pada Jumat lalu, aset kripto ini sempat menyentuh level terendah $78.940, seiring dengan meningkatnya ketegangan perdagangan akibat kebijakan tarif yang diberlakukan oleh Presiden Donald Trump terhadap Kanada dan Meksiko.
Bitcoin saat ini telah turun hampir 20% dari rekor tertinggi sepanjang masa yang dicapai pada Januari sebesar $108.000. Level tersebut sempat disentuh pada 5 November 2024, hari pelantikan Trump yang dikenal pro-kripto. Pada kuartal keempat tahun lalu, performa kuat Bitcoin sempat membantu pertumbuhan pendapatan bagi perusahaan penambangan seperti MARA Holdings. Namun, dengan harga yang kini merosot, tekanan operasional semakin meningkat, terutama karena biaya listrik yang tinggi dalam proses penambangan.
Investor sebelumnya berharap harga Bitcoin akan terus melonjak, terutama dengan optimisme terhadap kebijakan ekonomi Trump yang pro-kripto. Namun, ketegangan perdagangan dengan negara ekonomi besar seperti Tiongkok telah memicu aksi jual aset berisiko, termasuk Bitcoin dan saham.
Di sisi lain, beberapa perusahaan mining Bitcoin mulai mengalihkan pusat data mereka untuk mendukung industri kecerdasan buatan (AI). Langkah ini diambil untuk menangkap peluang dari pesatnya perkembangan AI. Namun, sektor ini juga mengalami guncangan sejak Januari setelah startup AI asal Tiongkok, Deepseek, meluncurkan model bahasa besar dengan modal yang jauh lebih kecil dibandingkan perusahaan raksasa AS seperti OpenAI, Microsoft, dan Google. Hal ini semakin menekan perusahaan penambang Bitcoin yang berusaha mendiversifikasi bisnis mereka ke sektor AI.
Dengan situasi pasar yang penuh ketidakpastian, perusahaan mining Bitcoin di AS menghadapi tantangan besar dalam menjaga profitabilitas dan kelangsungan operasi mereka.