Bitcoin Naik Lagi ke $106.000 di Tengah Gencatan Senjata Timur Tengah dan Spekulasi Pemangkasan Suku Bunga
Bitcoin (BTC) kembali menembus level $106.000 pada Senin (24/6), setelah sehari sebelumnya sempat jatuh hingga di bawah $98.500 — penurunan intraday pertama dalam 45 hari terakhir. Sentimen pasar membaik setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan “gencatan senjata total” antara Israel dan Iran. Kini, investor mempertimbangkan apakah Bitcoin bisa melaju menuju $110.000, atau justru terancam koreksi lebih lanjut.
Likuidasi Posisi Leverage dan Stabilitas Pasar Derivatif
Meskipun volatilitas meningkat, pasar derivatif Bitcoin tetap stabil. Pergerakan harga ini memicu likuidasi posisi leverage long senilai $193 juta — setara dengan 0,3% dari total interest terbuka di pasar futures. Total posisi leverage saat ini masih berada di sekitar $68 miliar, tidak berubah dibandingkan hari Sabtu.
Penurunan harga Bitcoin sebesar 4,4% dalam 12 jam terakhir sebenarnya bukan hal luar biasa. Dalam 30 hari terakhir, penurunan serupa telah terjadi tiga kali. Namun, sebagian pelaku pasar tetap khawatir bahwa konflik yang berkepanjangan di Iran bisa berdampak negatif pada ekonomi global, mendorong investor menjadi lebih berhati-hati dan menghindari risiko.
Apakah Operasi Penambangan Bitcoin di Timur Tengah Terdampak?
Beberapa analis mencatat penurunan signifikan pada hashrate Bitcoin. Antara Minggu dan Kamis, hashrate turun 8%, dari 943,6 juta TH/s menjadi 865,1 juta TH/s. Ini memicu spekulasi mengenai potensi gangguan terhadap operasi mining di wilayah tersebut.
Sejumlah pengamat industri telah lama berspekulasi bahwa penambangan ilegal di Iran menyedot hingga 2 gigawatt listrik, meski klaim ini belum pernah dikonfirmasi secara resmi. Karena data mining di Iran tidak transparan, sulit untuk mengetahui kapasitas mining yang sebenarnya di negara tersebut.
Namun, penurunan mendadak pada hashrate bukan hal yang jarang terjadi. Daniel Batten, seorang analis energi dan mining, menegaskan bahwa fluktuasi seperti ini sering kali terjadi akibat gangguan sementara pada pasokan listrik, terutama di AS. Misalnya, pada 22 April lalu, hashrate Bitcoin sempat anjlok 27% setelah badai besar melanda Texas dan Oklahoma, termasuk hujan deras, hujan es besar, dan 17 tornado yang memutus jaringan listrik lokal dan menghambat aktivitas mining.
Harapan Penurunan Suku Bunga Kembali Meningkat
Sementara itu, harga minyak turun tajam pada Senin setelah mencapai puncak $77 pada hari sebelumnya. Penurunan harga minyak ini bersamaan dengan kenaikan 1% indeks S&P 500. Setelah serangan balasan di Qatar, para trader semakin yakin bahwa Federal Reserve (The Fed) akan segera memangkas suku bunga.
Menurut data FedWatch dari CME Group, probabilitas bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga di 4,25% hingga November turun menjadi 8,4%, dari 17,1% seminggu sebelumnya. Sebaliknya, kemungkinan suku bunga dipangkas hingga 3,75% atau lebih rendah naik menjadi 53%, dari 38%.
Apakah BTC Menuju $110.000?
Meskipun lonjakan harga BTC baru-baru ini mungkin terlalu dini jika hanya didasarkan pada harapan de-eskalasi konflik Timur Tengah, kenaikan cepat ke atas $100.000 menunjukkan bahwa minat institusional terhadap Bitcoin tetap kuat — bahkan di tengah ketegangan geopolitik global.