Tarik Ulur Tak Terlihat Antara Bitcoin Cypherpunk dan Institusi TradFi
Dalam sebuah konferensi Bitcoin terbaru di Las Vegas, kehadiran masif perwakilan pemerintah dan pelaku keuangan tradisional (TradFi) memicu kekhawatiran di kalangan Bitcoiner garis keras. Mereka takut bahwa sistem uang digital peer-to-peer yang mereka perjuangkan mulai dikendalikan oleh para "suit"—simbol dominasi institusi.
Sejak BlackRock mengajukan proposal ETF Bitcoin spot pada pertengahan 2023, hingga Presiden AS Donald Trump yang secara terbuka mendukung aset kripto, semua sinyal mengindikasikan bahwa institusi benar-benar telah masuk ke ekosistem Bitcoin.
“Tahun-tahun ketika komunitas Bitcoin menginginkan investor institusi dan lebih fokus pada kenaikan harga daripada privasi dan self-custody telah membuat Bitcoin cepat menjadi instrumen keuangan seperti TradFi lainnya,” ujar Seth For Privacy, Wakil Presiden Cake Wallet.
Namun, Darius Moukhtarzade dari 21Shares, penerbit ETF Bitcoin spot, menilai situasi ini memiliki sisi positif dan negatif.
“Adopsi institusi membawa skala, kredibilitas, dan infrastruktur yang matang—memperbaiki likuiditas, mengurangi volatilitas, dan mendorong kejelasan regulasi. Tapi itu juga membawa risiko kustodian, potensi sensor, dan penyimpangan ideologis,” jelasnya.
Seiring kapitalisasi pasar Bitcoin mendekati $2 triliun, pengaruh institusi tampak tak terelakkan. Tapi siapa yang sebenarnya mempengaruhi siapa—TradFi terhadap Bitcoin, atau sebaliknya?
TradFi dan Risiko Terhadap Prinsip Awal Bitcoin
Bitcoin diciptakan sebagai sistem keuangan alternatif yang menghapus dominasi sentralisasi dalam sistem finansial lama, termasuk kekuasaan bank sentral dan akses bank terhadap data keuangan pribadi. Hal ini secara eksplisit ditulis oleh pencipta pseudonim Bitcoin, Satoshi Nakamoto.
Kini, dengan minat TradFi terhadap Bitcoin sebagai penyimpan nilai yang netral dan apolitis, prinsip desentralisasi mulai tergerus. Seth For Privacy menyoroti menurunnya perhatian terhadap privasi di jaringan Bitcoin—padahal filosofi cypherpunk-lah yang menjadi akar lahirnya teknologi ini.
“Masalah utama adalah perubahan insentif dalam jaringan. Jika pengaruh finansial besar di Bitcoin memiliki insentif untuk menghapus privasi dan mempertahankan kontrol, maka dana dan inovasi untuk privasi dan teknologi self-custody akan berkurang,” tegasnya.
Pendekatan Keseimbangan: Mutualisme Bitcoin dan TradFi
Orkun Mahir Kilic, co-founder Citrea—proyek layer-2 berbasis zero-knowledge untuk Bitcoin—menawarkan pandangan lebih moderat.
“Bitcoin secara inheren tahan terhadap pengaruh eksternal,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa hubungan antara Bitcoin dan TradFi bersifat timbal balik. Sayangnya, kebanyakan institusi belum benar-benar berinteraksi dengan bentuk murni Bitcoin (seperti self-custody), dan lebih memilih solusi kustodian.
Ketika permintaan terhadap solusi kustodian meningkat, para pengembang pun terdorong untuk menciptakan produk serupa—memicu siklus pengaruh timbal balik antara institusi dan ekosistem Bitcoin.
Citrea sendiri bertujuan menyediakan cara untuk mengadopsi Bitcoin secara skalabel tanpa mengorbankan kendali atas private key, berbeda dengan ETF atau treasury perusahaan yang tidak menawarkan kepemilikan sebenarnya.
Namun Kilic mengingatkan, jika mayoritas pengguna hanya bertransaksi di lapisan kustodian (seperti ETF), maka akan terjadi penurunan aktivitas on-chain. Hal ini bisa mengancam masa depan pendanaan jaringan saat reward block terus menurun.
“Jika transaksi tidak lagi terjadi di mainchain, maka biaya transaksi akan anjlok, padahal biaya inilah yang akan menopang jaringan saat reward block habis,” ujarnya.
Kilic juga menyinggung risiko nyata dari kustodian terpusat, merujuk pada kebangkrutan FTX dan BlockFi di 2022 sebagai peringatan.
Bitcoin dan TradFi Sedang Berkembang Bersama
Moukhtarzade sepakat bahwa Bitcoin dan TradFi saling memengaruhi.
“Ini dinamika dua arah,” katanya. “Bitcoin telah membentuk narasi di TradFi dan dunia kebijakan, dari langkah El Salvador menjadikannya legal tender hingga perlombaan ETF global yang memaksa institusi lebih serius terhadapnya. Sebaliknya, masuknya TradFi melalui ETF dan kustodian teregulasi memberi pengaruh besar pada legitimasi dan utilitas Bitcoin.”
Fenomena ini menunjukkan adanya konvergensi: Bitcoin memaksa TradFi untuk berevolusi, sementara TradFi mulai menginstitusikan Bitcoin.
Meski begitu, para puritan Bitcoin menolak kehadiran kustodian lama ke dalam sistem yang dulu dibangun untuk menghilangkan mereka. Namun Moukhtarzade mengingatkan bahwa produk institusional berskala besar memang membutuhkan kustodian teregulasi untuk memenuhi standar keamanan, audit, dan perlindungan investor.
“Memang ada sentralisasi kustodian, tapi platform ini juga diaudit ketat, menggunakan cold storage terbaik, dan memiliki standar fiduciary tinggi—sesuatu yang belum tentu dimiliki oleh pengguna ritel self-custody,” pungkasnya.