Emas Mencapai Titik Tertinggi Baru, Bitcoin Naik di Atas $64K
Harga emas telah mencapai level tertinggi sepanjang masa menyusul pemangkasan suku bunga bank sentral Amerika Serikat. Menurut GoldPrice.org, harga emas mencapai rekor tertinggi $2.629 per ons pada 23 September, setelah mengalami kenaikan lebih dari 5% selama dua minggu terakhir.
Pergerakan emas yang luar biasa terjadi setelah Federal Reserve (bank sentral AS) memutuskan untuk memangkas suku bunga sebesar 0,5%. Hal ini menciptakan dorongan positif bagi logam tersebut, sehingga membantu meningkatkan nilainya.
Penurunan suku bunga akan membuat aset dengan pengembalian yang terkait dengan suku bunga yang ditetapkan Fed, seperti obligasi pemerintah jangka pendek, menjadi kurang menarik. Sebaliknya, aset seperti emas dan Bitcoin menjadi opsi diversifikasi yang lebih menjanjikan.
Selain ketetapan suku bunga, risiko geopolitik global, seperti perang yang sedang berlangsung antara Rusia dan Ukraina, Israel dan Hamas, serta pemilu AS yang akan datang pada bulan November, juga telah meningkatkan minat terhadap investasi emas.
Menurut laporan Goldman Sachs pada tanggal 12 September, volume pembelian emas oleh bank sentral global telah meningkat tiga kali lipat sejak Rusia menginvasi Ukraina pada awal 2022.
Sementara itu, para analis di bank investasi Wall Street meramalkan bahwa harga emas akan mencapai $2.700 pada awal tahun depan, didorong oleh pemotongan suku bunga Fed lebih lanjut.
Namun, Peter Boockvar, Chief Investment Officer di Bleakley Financial Group, mengatakan bahwa meskipun harga emas telah naik, nilainya masih belum melebihi harga tertingginya setelah disesuaikan dengan inflasi, yaitu $3.200, pada tahun 1980.
Bitcoin Juga Naik
Selain emas, Bitcoin, yang sering disebut sebagai emas digital, juga telah mengalami pergerakan positif, dengan kenaikan 8,5% sejak keputusan suku bunga Fed.
Menurut CoinGecko, aset kripto tersebut mencapai titik tertinggi intraday dan empat minggu sebesar $64.660 pada Minggu malam. Namun pada saat artikel ini ditulis, harganya mengalami sedikit penurunan dan diperdagangkan di harga $63.523.
Dalam catatan kepada investor pada 22 September, pendiri sekaligus CEO 10x Research, Markus Thielen mengatakan bahwa Bitcoin berpeluang mengalami lonjakan besar.
“Kinerja Bitcoin pada tahun 2024 sekali lagi mengikuti pola musimannya—sama seperti yang terjadi pada tahun 2023. Inilah sebabnya mengapa para trader harus mengantisipasi kenaikan besar, yang berpotensi mencapai titik tertinggi baru sepanjang masa pada Q4 2024," katanya.