Gary Gensler Akui SEC Menggunakan AI untuk Pengawasan Keuangan
Ketua Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC), Gary Gensler pernah mengatakan bahwa Kecerdasan Buatan AI bisa menimbulkan risiko keuangan bagi orang Amerika.
Namun, diam-diam agensi yang dibawahinya ternyata menggunakan teknologi ini untuk mengawasi pasar keuangan, dan memantau tanda-tanda penipuan, manipulasi dan pelanggaran lainnya.
Hal ini disampaikan Gensler ketika memberikan kesaksian di hadapan Komite Perbankan Senat pada hari Selasa (12/09).
Ketika Senator Catherine Cortez Masto bertanya bagaimana dia membayangkan SEC menggunakan AI, Gensler menjawab: “Jadi, kami sudah melakukannya. Dalam beberapa tindakan pengawasan dan penegakan pasar. Untuk mencari pola di pasar."
Lebih lanjut, Gensler menjelaskan bahwa penggunaan teknologi AI adalah salah satu alasan mengapa SEC meminta Kongres untuk memberikan dana yang lebih besar pada tahun 2023 dan 2024.
Terlepas dari penggunaan AI oleh SEC, regulator pasar modal dan keuangan AS ini sedang mengembangkan aturan untuk mengatur penggunaan AI pada platform perdagangan karena risiko konflik kepentingan, seperti dinyatakan Gensler pada bulan Juli.
Gary Gensler Sebut AI Deepfakes Bisa Menimbulkan 'Risiko Nyata' bagi Pasar Keuangan
Meskipun mengakui penggunaan teknologi Kecerdasan Buatan (AI) untuk memantau pasar keuangan, pada kesempatan yang sama Gary Gensler juga mengecam AI deepfakes.
Deepfake adalah teknologi manipulasi gambar, video atau audio yang menggunakan AI untuk membuat atau mengedit konten yang tampak atau terdengar seperti aslinya, padahal sebenarnya hanya rekayasa. Para penipu telah banyak menggunakan teknologi ini untuk menipu orang dengan memposting konten palsu namun meyakinkan.
Bahkan, Gensler sendiri pernah menjadi korban deepfake, di mana orang tidak bertanggung jawab membuat deepfake dirinya dengan tujuan mempengaruhi harga pasar saham dan kripto.
Dalam pidatonya, Gensler mengatakan bahwa AI deepfake dapat “menantang” undang-undang di Amerika.
“Saya pikir kita mempunyai undang-undang yang baik, namun teknologi baru ini akan menantang undang-undang tersebut,” katanya.
“Jika Anda menggunakan AI dan melakukan deepfake di pasar, hal ini merupakan risiko nyata bagi pasar,” lanjutnya, seraya menambahkan bahwa “penipuan tetaplah penipuan.”