
Goldman Sachs Tingkatkan Kepemilikan ETF Bitcoin Hingga $1,57 Miliar
Goldman Sachs secara signifikan meningkatkan kepemilikan exchange-traded funds (ETF) Bitcoin. Menurut laporan terbaru 13F yang diajukan ke Securities and Exchange Commission (SEC) AS, raksasa Wall Street ini kini memiliki ETF Bitcoin senilai $1,57 miliar, naik 121,1% dari $710 juta yang dilaporkan pada kuartal ketiga 2023.
Investasi terbesar Goldman berada di iShares Bitcoin Trust (IBIT) milik BlackRock, dengan kepemilikan 24,07 juta saham senilai $1,27 miliar. Jumlah ini meningkat lebih dari 88% dibandingkan laporan sebelumnya. Selain itu, bank ini menambahkan investasi senilai $288 juta ke Wise Origin Bitcoin ETF (FBTC) milik Fidelity, naik 105% dari kuartal sebelumnya.
Selain kepemilikan ETF, Goldman Sachs juga mencatat posisi besar dalam perdagangan opsi, dengan total nilai mencapai $760 juta.
Bank ini memiliki posisi put senilai $527 juta di IBIT dan $84 juta di FBTC, yang berfungsi sebagai lindung nilai terhadap potensi penurunan harga. Di sisi lain, Goldman juga memiliki posisi call senilai $157 juta di IBIT, memungkinkan keuntungan jika harga Bitcoin terus naik.
Meskipun meningkatkan eksposur terhadap ETF Bitcoin utama, Goldman menutup posisi kecilnya di beberapa ETF lain, termasuk ARK 21Shares’ ARKB, Bitwise’s BITB, Grayscale’s mini Bitcoin Trust, Invesco Galaxy’s BTCO, dan WisdomTree’s BTCW.
Eksposur Ethereum Naik 19 Kali Lipat
Selain Bitcoin, Goldman juga memperbesar investasinya di Ethereum (ETH) hingga $476,5 juta, melonjak dari hanya $25,1 juta pada kuartal sebelumnya.
Saat ini, Goldman memegang $234,7 juta dalam Ethereum ETF melalui Fidelity’s FETH dan $235,5 juta melalui BlackRock’s ETHA, memperluas portofolio kripto mereka.
Peningkatan eksposur terhadap Bitcoin dan Ethereum sebagian besar didorong oleh lonjakan harga pasar. Bitcoin mencatat kenaikan 40,6% pada kuartal keempat, sementara Ethereum naik 26,2%, menurut data CoinGecko.
Bitcoin bahkan mencapai rekor tertinggi $109.000 menjelang pelantikan Presiden AS Donald Trump, didorong oleh meningkatnya minat institusional dan kondisi regulasi yang lebih mendukung.