Harga Bitcoin Berisiko Turun ke $95.000 Menjelang Data Pekerjaan AS
Para pedagang Bitcoin (BTC) tengah mencermati data pekerjaan Amerika Serikat yang akan segera dirilis. Laporan ketenagakerjaan yang lebih kuat dari perkiraan diperkirakan dapat memengaruhi harga Bitcoin secara signifikan, dengan potensi penurunan hingga $95.000.
Pergerakan Harga BTC Menjelang Data Pekerjaan
Berdasarkan data dari Cointelegraph Markets Pro dan TradingView, harga BTC/USD saat ini berada di sekitar $97.000 setelah mengalami koreksi sekitar 3,5% pada hari sebelumnya. Penurunan ini terjadi di tengah ketidakpastian pasar terkait kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed) dan ekspektasi pasar terhadap pertumbuhan tenaga kerja di AS.
Dampak Data Pengangguran dan Proyeksi Pasar
Laporan terbaru mengenai klaim pengangguran di AS menunjukkan angka yang sedikit lebih tinggi dari yang diharapkan, yang seharusnya mendukung aset berisiko seperti Bitcoin. Namun, BTC tidak menunjukkan respons positif terhadap data ini. Sebaliknya, volatilitas pasar diprediksi akan semakin meningkat menjelang rilis data ketenagakerjaan resmi.
The Kobeissi Letter, sebuah publikasi analisis keuangan, menyebutkan bahwa pasar prediksi saat ini memperkirakan ada sekitar 238.000 pekerjaan baru yang ditambahkan ke ekonomi AS pada Januari. Bahkan, terdapat peluang sebesar 28% bahwa lebih dari 300.000 pekerjaan akan ditambahkan, jauh lebih tinggi dari perkiraan Wall Street yang hanya memproyeksikan 169.000 pekerjaan.
Risiko terhadap Bitcoin dan Kebijakan Moneter
Jika angka ketenagakerjaan melampaui ekspektasi, hal ini dapat berdampak pada kebijakan keuangan AS, terutama terkait suku bunga. Peningkatan signifikan dalam lapangan pekerjaan dapat mendorong The Fed untuk mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama. Konsekuensinya, tekanan terhadap aset berisiko seperti Bitcoin bisa meningkat, memicu aksi jual di pasar kripto.
Data dari CME Group’s FedWatch Tool menunjukkan bahwa pasar semakin ragu terhadap kemungkinan pelonggaran kebijakan moneter dalam waktu dekat. Dengan demikian, pasar kripto, termasuk Bitcoin, dapat mengalami periode ketidakstabilan lebih lanjut.