Harga Bitcoin Turun di Bawah $60K, Lebih 5,4 Triliun Dilikuidasi
Harga Bitcoin jatuh di bawah $60,000 untuk pertama kalinya sejak awal Mei. Menurut data CoinGecko, Bitcoin menyentuh harga terendah $59.086 pada hari Selasa, jam 03.40 WIB. Namun, pada saat penulisan artikel ini, Bitcoin mengalami sedikit pemulihan dan berada di harga $60.787, tapi masih turun 2,5% dibanding 24 jam sebelumnya, dan 7,4% dalam tujuh hari terakhir.
Cryptocurrency terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar ini telah mengalami kenaikan harga yang menggembirakan sejak awal tahun, setelah SEC AS menyetujui ETF Bitcoin spot. Namun, harganya terus merosot setelah mencapai harga tertinggi sepanjang masa di $73.737 pada 14 Maret. Meski ada upaya untuk menaklukkan ATH-nya pada 23 Mei dan 7 Juni, namun upaya tersebut gagal. Akhirnya bear malah menarik Bitcoin ke bawah $60.000.
Kejatuhan harga Bitcoin terjadi setelah pengumuman bahwa kreditor Mt. Gox akan mulai menerima pembayaran dalam bentuk Bitcoin dan Bitcoin Cash pada bulan Juli.
Pengumuman ini rupanya membuat pasar takut, karena kekhawatiran menyebar bahwa kreditor Mt. Gox akan langsung menjual koin mereka. Menurut Spot on Chain, tiga dompet yang dikendalikan oleh Mt.Got berisi 141.686 BTC senilai sekitar $8.71 miliar. Jika semua coin ini dibagikan dan dijual, maka jumlah aset yang keluar dari pasar akan sebanding dengan aliran yang dilihat oleh ETF Bitcoin AS setelah persetujuan bulan Januari.
Sementara itu, kejatuhan Bitcoin yang tidak diduga-duga menyebabkan lebih dari $335 juta (Rp5,4 triliun) juta posisi kripto dilikuidasi dalam 24 jam terakhir, menurut data dari CoinGlass. Trader yang bertaruh pada Bitcoin adalah yang paling terdampak, dengan nilai likuidasi mencapai $145 juta.