
Hari Pembebasan Trump: Puncak Ketidakpastian Sebelum Pemulihan Pasar Kripto
Pasar kripto diperkirakan mulai mengarah pada fase pemulihan seiring stabilnya sentimen investor, setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan kebijakan tarif besar-besaran — yang oleh sejumlah analis disebut sebagai puncak ketidakpastian pasar belakangan ini.
Trump mengumumkan kebijakan tarif impor timbal balik pada 2 April, yang langsung mengguncang pasar global. Menurut Reuters, S&P 500 kehilangan lebih dari $5 triliun, menjadi penurunan terbesar dalam sejarah, bahkan melampaui krisis pandemi Maret 2020.
Meski begitu, beberapa analis melihat adanya sisi positif dari kebijakan tarif ini.
“Menurut saya, tarif ini adalah cerminan dari ketidakpastian pasar,” kata Michaël van de Poppe, pendiri MN Consultancy kepada Cointelegraph.
“Hari Pembebasan adalah puncaknya, klimaks dari ketidakpastian itu. Sekarang semuanya sudah terbuka. Semua orang tahu medan permainannya.”
Van de Poppe juga percaya bahwa Trump menggunakan tarif sebagai strategi untuk mendorong pertumbuhan domestik dan menurunkan imbal hasil obligasi.
“Tarif adalah satu-satunya cara untuk mencapainya. Saya tidak akan terkejut jika kebijakan ini dibalik dalam 6–12 bulan ke depan.”
Tarif Trump: 10% Umum, hingga 54% untuk Negara Tertentu
Kebijakan ini menetapkan tarif dasar sebesar 10% untuk semua impor AS mulai 5 April, serta tarif timbal balik hingga 54% untuk negara-negara dengan defisit perdagangan besar, berlaku mulai 9 April.
Tarif Bisa Memicu Pelonggaran The Fed
Menurut Van de Poppe, berakhirnya masa ketidakpastian ini bisa menjadi pemicu arus investasi kembali ke pasar kripto, yang membuka jalan menuju pemulihan:
“Kita akan mulai melihat rotasi menuju pasar kripto dalam waktu dekat — saat pasar mulai lebih tenang dan investor mulai membeli saat harga turun dan menyadari bahwa banyak aset saat ini dinilai terlalu murah.”
Ia juga menambahkan bahwa dampak ekonomi dari tarif kemungkinan akan mendorong Federal Reserve (The Fed) untuk menurunkan suku bunga dan memulai kembali kebijakan quantitative easing (QE) — di mana bank sentral membeli obligasi untuk menambah likuiditas ekonomi.
Arthur Hayes, co-founder BitMEX dan CIO Maelstrom, bahkan memprediksi bahwa Bitcoin bisa melesat ke $250.000 jika The Fed secara resmi kembali melakukan QE.
Ketidakpastian Tarif Masih Membayangi Sentimen Pasar
Namun di sisi lain, ketidakpastian seputar kebijakan tarif Trump masih terus membebani minat terhadap aset berisiko, menurut Noelle Acheson, penulis buletin Crypto is Macro Now.
“Kita bisa mengandalkan Presiden Trump untuk mengubah pendiriannya beberapa kali dalam dua minggu pertama. Dengan ketidakpastian yang begitu tinggi, kita bisa mengharapkan perilaku risk-off (penghindaran risiko), meski mungkin ada reli jangka pendek yang memberi sedikit kelegaan," kata Noelle Acheson.
“Untuk kripto, Bitcoin (BTC) masih diperlakukan sebagai aset berisiko dalam jangka pendek, sementara emas sebagai analoginya terus mencetak rekor tertinggi. Ini bisa memengaruhi sentimen investor kripto dalam waktu dekat," lanjut Acheson.
Nansen: Peluang Pasar Kripto Capai Dasar di Juni Mencapai 70%
Sementara itu, perusahaan intelijen blockchain Nansen memperkirakan bahwa ada 70% kemungkinan pasar kripto mencapai titik terendah pada bulan Juni, tergantung bagaimana hasil akhir dari negosiasi tarif berlangsung.