
Huobi Global Diretas, Crypto Senilai $7,9 Juta Dicuri
Pertukaran crypto HTX, yang sebelumnya dikenal sebagai Huobi Global, telah diretas. Serangan itu menyebabkan 4.999 Ether (ETH) bernilai $7,9 juta atau sekitar Rp122,2 miliar terkuras dari salah satu hot wallet bursa tersebut.
Insiden itu terjadi pada pada 24 September, dan pertama kali disorot oleh platform keamanan blockchain Cyvers, yang memperingatkan tim Huobi Global tentang serangan tersebut.
Pada saat itu, Cyvers memperhatikan bahwa hot wallet Huobi telah mengirim 4,999 ETH ke alamat yang tidak memiliki riwayat sebelumnya.
HTX segera menanggapi peringatan Cyvers, dan mengambil tindakan cepat, termasuk mengidentifikasi penyerang dan mengirimkannya peringatan.
Pada hari Senin (25/09) dompet terpisah milik HTX mengirimkan pesan kepada penyerang dalam bahasa Mandarin. Pesan tersebut menyatakan bahwa HTX mengetahui identitas penyerang dan telah menawarkan agar mereka mengembalikan dana yang dicuri, dan menyimpan 5% dari jumlah tersebut sebagai “bonus white hat.”
"Kami telah mengkonfirmasi identitas asli Anda. Silakan kembalikan dana ke 0x18709E89BD403F470088aBDAcEbE86CC60dda12e. Kami akan memberi Anda bonus topi putih 5%. Penawaran ini berlaku selama 7 hari dan berakhir pada 2 Oktober 2023. Jika Anda tidak mengembalikan dana hingga batas waktu yang ditentukan, kami akan menggunakan intervensi hukum," demikian bunyi pesan tersebut.
Menurut Cyvers, dompet yang mengirim pesan tersebut terdaftar di halaman support HTX sebagai milik bursa tersebut.
Pada hari Senin, investor HTX, Justin Sun mengonfirmasi serangan tersebut. Dia juga mengatakan bahwa pertukaran tersebut telah menutupi kerugian akibat peretasan. Dia juga menyakinkan pengguna bahwa dana mereka aman, dan bursa tersebut tetap berfungsi normal.
“HTX telah menanggung sepenuhnya kerugian yang ditimbulkan akibat serangan tersebut dan telah berhasil menyelesaikan semua masalah terkait,” kata Sun.
Pertukaran kripto telah dilanda serangkaian peretasan pada tahun 2023. Banyak di antaranya diyakini disebabkan oleh Lazarus Group yang berafiliasi dengan Korea Utara.