
IMF Akan Merilis Buku Pegangan CBDC
Dana Moneter Internasional (IMF) berencana untuk merilis buku pegangan Central Bank Digital Currency (CBDC). CBDC adalah fiat versi digital yang didukung dan dikeluarkan oleh bank sentral. Ini muncul karena bank sentral berusaha untuk mencari alternatif cryptocurrency dan stablecoin yang semakin populer.
Wakil direktur pelaksana IMF, Bo Li baru-baru ini mengungkapkan bahwa minat global terhadap CBDC terus mengalami peningkatan. Seiring dengan itu, banyak negara anggota IMF yang meminta bantuan teknis terkait CBDC.
Li mengatakan, sejauh ini lebih 40 negara telah menghubunginya sehubungan dengan masalah tersebut.
Buku Pegangan CBDC atau CBDC Handbook yang disusun oleh IMF akan diselesaikan dalam waktu empat hingga lima tahun ke depan. Isinya terdiri dari 19 bab, yang membahas isu-isu kebijakan dan teknis, serta menyajikan informasi, temuan analitis, dan kerangka kerja untuk mengevaluasi CBDC.
Mengapa buku pegangan ini penting? Karena CBDC memiliki dua sisi berlawanan. Ini bisa memiliki implikasi mendalam bagi kebijakan moneter dan stabilitas keuangan. Di sisi lain, uang digital ini juga dapat menimbulkan berbagai risiko
"CBDC dapat memperkuat kegunaan, ketahanan, dan efisiensi sistem pembayaran serta meningkatkan inklusi keuangan," kata Bo Li. "CBDC dapat mengurangi jumlah perantara dalam pembayaran lintas batas, mendorong persaingan, dan meningkatkan transparansi," tambahnya.
Namun, kata Li, jika dirancang dengan buruk, CBDC juga dapat menimbulkan risiko stabilitas keuangan, privasi data dan tantangan hukum, integritas keuangan dan risiko dunia maya, serta risiko operasional bank sentral. Selain itu, akses ke CBDC asing dapat menimbulkan risiko substitusi mata uang dan volatilitas arus modal.
Oleh karena itu, semua plus minus ini akan menjadi pertimbangan penting bagi IMF dalam menyusun buku pegangan CBDC. Dan harapannya, buku itu dapat membantu negara-negara dalam merancang dan mengeluarkan mata uang digital mereka.
Negara-negara yang Menjajaki CBDC
Menurut Pusat Geoekonomi Atlantic Council, pada tahun 2022 ada 114 negara yang sedang menjajaki CBDC. Jumlah ini mengalami peningkatan signifikan, karena hanya 35 negara yang mempertimbangkan CBDC Pada Mei 2020.
Dari 114 negara tersebut, 60 diantaranya sudah berada dalam fase eksplorasi lanjutan (pengembangan, percontohan, atau peluncuran). Sejauh ini sudah ada 11 negara yang meluncurkan CBDC, termasuk Bahamas, Jamaica, Nigeria, dan 8 negara Karibia.
Tahun ini, lebih dari 20 negara akan memulai uji coba percontohan CBDC. Mereka adalah Australia, Thailand, Brasil, India, Korea Selatan, dan Rusia.
Sementara itu, Indonesia juga mulai melirik CBDC. Tapi untuk saat masih dalam tahap perkembangan.